Jumat, 03 April 2015

Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Masaneonatalmasa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran.Bayi adalah anak yang belum lama lahir.Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2.500-4000 gram.Bayi adalah individu baru yang lahir di dunia. Dalam keadaannya yang terbatas, maka individu baru ini sangatlah membutuhkan perawatan dari orang lain.
Rencana asuhan pada bayi hari ke 2 sampai ke 6 setelah lahir harus di buat secara menyeluruh dan rasional sesuai dengan temuan pada langkah sebelumnya atau sesuai dengan keadaan bayi saat itu, apakah dalam keadaan normal atau sehat  atau mengalami gangguan / sakit. Pada bayi – bayi yang lahir di rumah sakit, atau klinik – klinik bersalin, asuhan pada bayi usia 2 – 6 hari ini juga harus di informasikan dan di ajarkan pada orang tua bayi, sehingga pada saat kembali ke rumah, mereka sudah siap dan dapat melaksanakannya sendiri. Secara umum asuhan yang di berikan pada bayi usia 2 – 6 hari meliputi hal – hal yang berkaitan dengan minum, BAK, BAB, tidur, kebersihan kulit, keamanan, tanda – tanda bahaya, dan penyuluhan sebelum pulang.
Setiap tahun diperkirakan 4 juta bayi meninggal di dunia pada bulan pertama kehidupan dan dua pertiganya meninggal pada minggu pertama.  Penyebab utama kematian pada minggu pertama kehidupan adalah komplikasi kehamilan dan persalinan seperti asfiksia, sepsis dan komplikasi berat lahir rendah. Kurang lebih  98%  kematian ini terjadi di Negara berkembang dan sebagian besar kematian ini dapat dicegah dengan pencegahan dini dan pengobatan  yang   tepat. 
Masalah pada neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik terjadi pada masa perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi juga kecacatan. Masalah ini timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang kurang memadai, manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, kurangnya perawatan bayi baru lahir. Kalau ibu meninggal pada waktu melahirkan, si bayi akan mempunyai kesempatan hidup yang kecil..

1.2.  Rumusan Masalah
1.    Apa yang di maksud dengan tanda bahaya pada bayi baru lahir?
2.    Bagaimana kondisi yang mempengaruhi kondisi pasca natal?
3.    Berapa berat badan  normal bayi pada saat lahir?
4.    Bagaimana tanda – tanda bahaya pada bayi baru lahir?
5.    Bagaimana komplikasi  pada bayi baru lahir yang di sertai dengan tanda bahaya?

1.3.Tujuan
1.3.1     Tujuan Umum
        Setelah terselesaikanya makalah ini di harapkan peserta mampu mengenali tanda – tanda bahaya pada bayi baru lahir
1.3.2     Tujuan Khusus
1.    Mengetahui pengertian dari tanda – tanda bahaya pada bayi baru lahir
2.    Mengetahui kondisi yang mempengaruhi kondisi pasca natal
3.    Mengetahui berat badan normal bayi pada saat lahir
4.    Mengetahui tanda – tanda bahaya pada bayi baru lahir
5.    Mengetahui komplikasi yang mungkin terjadi  pada bayi baru lahir yang di sertai dengan tanda bahaya.

1.4.Manfaat
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan suatu manfaat  yang  berarti kepada :
1.      Bagi Masyarakat/Orang tua Bayi
Setelah diberikan asuhan komprehensif diharapkan orang tua dapat mengenali tanda – tanda bahaya yang terjadi pada bayi baru lahir.
2.      Bagi Mahasiswa
Penyukuhan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang cara mengenali tanda – tanda bahaya pada bayi baru lahir dan dapat menanganinya dengan baik dan benar.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian
Tanda bahaya bayi baru lahir adalah suatu keadaan atau masalah pada bayi baru lahir yang dapat mengakibatkan kematian pada bayi.
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2.500-4000 gram dan telah mampu hidup di luar kandungan.
Masa bayi baru lahir (Neonatal) dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1.         Periode Partunate, dimana masa ini dimulai dari saat kelahiran sampai 15dan 30 menit setelah kelahiran.
2.         Periode Neonate, dimana masa ini dari pemotongan dan pengikatan talipusar sampai sekitar akhir minggu kedua dari kehidiupan pascamatur.

2.2    Kondisi yang mempengaruhi penyesuaian diri pada kehidupan pascanatal:
1.      Lingkungan pranatal, dimana pada waktu dilingkungan pranatal tidak di rawat oleh ibunya sehingga dilingkungan pascanatal meempengaruhi perkembangannya.
2.      Jenis persalinan, mudah atau sulitnya persalinan mempengaruhi penyesuaian pascanatal.
3.      Pengalaman yang berhubungan dengan persalinan, ada dua pengalaman yang berpengaruh besar pada penyesuaian pascanatal,yaitu seberapa jauh ibu terpengaruh oleh obat-obatan dan mudah sullitnya bayi bernapas.
4.      Lamanya periode kehamilan, jika bayi yang dilahirkan sebelum waktunya di sebut premature, sedangkan yang terlambat disebut postmatur.Abortus : bayi lahir dengan berat badan kurang dari 500 g, dan / atau usia gestasi kurang dari 20 minggu. Angka harapan hidup amat sangat kecil, kurang dari 1%
5.      Sikap Orang tua, sikap yang menyenangkan dari orang tua memperlakukan bayinya itu akan mendorong penyesuaian yang baik.
6.      Perawatan pascanatal, yaitu ada tiga aspek : pertama kebutuhan tubuh, kedua rangsangan yang diberikan.dan ketiga kepercayaan orang tua.

2.3    Berat badan bayi baru lahir (birthweight)
Berat badan bayi pada saat kelahiran, ditimbang dalam waktu satu jam sesudah lahir:
1.      Bayi berat lahir cukup : bayi dengan berat lahir > 2500 g.
2.      Bayi berat lahir rendah (BBLR) / Low birthweight infant : bayi dengan berat badan lahir kurang dari 1500 – 2500 g.
3.      Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) / Very low birthweight infant : bayi dengan berat badan lahir 1000 – 1500 g.
4.      Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) / Extremely very low birthweight infant : bayi lahir hidup dengan berat badan lahir kurang dari 1000 g.

2.4    Tanda – Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir
Berikut berapa tanda yang perlu anda perhatikan dalam mengenali kegawatan pada bayi baru (neonatus):
1.      Bayi tidak mau menyusu
2.      Anda harus merasa curiga jika bayi anda tidak mau menyusu. Seperti yang kita ketahui bersama, ASI adalah makanan pokok bagi bayi, jika bayi tidak mau menyusu maka asupan nutrisinya kan berkyrang dan ini akan berefek pada kondisi tubuhnya. Biasanya bayi tidak mau menyusu ketika sudah dalam kondisi lemah, dan mungkin justru dalam kondisi dehidrasi berat.
3.      Kejang
4.      Kejang pada bayi memang terkadang terjadi. Yang perlu anda perhatikan adalah bagaimana kondisi pemicu kejang. Apakah kejang terjadi saat bayi demam. Jika ya kemungkinan kejang dipicu dari demamnya, selalu sediakan obat penurun panas sesuai dengan dosis anjuran dokter. Jika bayi anda kejang namun tidak dalam kondisi demam, maka curigai ada masalah lain. Perhatikan freksuensi dan lamanya kejang, konsultasikan pada dokter.
5.      Lemah
6.      Jika bayi anda terlihat tidak seaktif biasanya, maka waspadalah. Jangan biarkan kondisi ini berlanjut. Kondisi lemah bisa dipicu dari diare, muntah yang berlebihan ataupun infeksi berat.
7.      Sesak Nafas
8.      Frekuensi nafas bayi pada umumnya lebih cepat dari manusia dewasa yaitu sekitar 30-60 kali per menit. Jika bayi bernafas kurang dari 30 kali per menit atau lebih dari 60 kali per menit maka anda wajib waspada. Lihat dinding dadanya, ada tarikan atau tidak.
9.      Merintih
10.  Bayi belum dapat mengungkapkan apa yang dirasakannya. Ketika bayi kita merintih terus menerus kendati sudah diberi ASI atau sudah dihapuk-hapuk, maka konsultasikan hal ini pada dokter. Bisa jadi ada ketidaknyamanan lain yang bayi rasakan.
11.  Pusar Kemerahan
12.  Tali pusat yang berwarna kemerahan menunjukkan adanya tanda infeksi. Yang harus anda perhatikan saat merawat tali pusat adalah jaga tali pusat bayi tetap kering dan bersih. Bersihkan dengan air hangat dan biarkan kering. Betadin dan alcohol boleh diberikan tapi tidak untuk dikompreskan. Artinya hanya dioleskan saja saat sudah kering baru anda tutup dengan kassa steril yang bisa anda beli di apotik.
13.  Demam atau Tubuh Merasa Dingin
14.  Suhu normal bayi berkisar antara 36,50C – 37,50C. Jika kurang atau lebih perhatikan kondisi sekitar bayi. Apakah kondisi di sekitar membuat bayi anda kehilangan panas tubuh seperti ruangan yang dingin atau pakaian yang basah.
15.  Mata Bernanah Banyak
16.  Nanah yang berlebihan pada mata bayi menunjukkan adanya infeksi yang berasal dari proses persalinan. Bersihkan mata bayi dengan kapas dan air hangat lalu konsultasikan pada dokter atau bidan.
17.  Kulit Terlihat Kuning
18.  Kuning pada bayi biasanya terjadi karena bayi kurang ASI. Namun jika kuning pada bayi terjadi pada waktu ≤ 24 jam setelah lahir atau ≥ 14 hari setelah lahir, kuning menjalar hingga telapak tangan dan kaki bahkan tinja bayi berwarna kuning maka anda harus mengkonsultasikan hal tersebut pada dokter.
Tindakan yang harus dilakukan bila ada salah satu saja tanda bahaya : Merujuk segera ke rumah sakit atau puskesmas.Masalah atau kondisi akut perlu tindakan segera dalam satu jam kelahiran (oleh tenaga di kamar bersalin) :
·         Tidak bernafas
·         Sesak nafas
·         Sianosis sentral ( kulit biru)
·         Bayi berat lahir rendah (BBLR ) < 2500 gram
·         Letargis
·         Hipotermi atau stress dingin (suhu aksila <36 .5="" c="" span="">
·         Kejang
Kondisi perlu tindakan awal
·         Potensial infeksi bakteri (pada ketuban pecah din atau pecah lama)
·         Potensial sifilis (ibu dengan gejala atauserologis positif)
·         Kondisi malformasi atau masalah lain yang tidak perlu tindakan segera (oleh tenaga di kamarbersalin):
·         Lakukan asuhan segera bayi baru lahir dalam jam pertama setelah kelahiran bayi
·         Rujuk ke kamar bayi atau tempat pelayanan yang sesuai
2.5    Komplikasi Pada Bayi Baru Lahir
Komplikasi pada bayi baru lahir dan neonates,antara lain:
·           Prematuritas dan BBLR
·           Asfiksia
·           Infeksi bakteri
·           Kejang
·           Ikterus
·           Diare
·           Hipotermi
·           Tetanus neonatorum
·           Trauma lahir
·           Sindroma gangguan pernafasan
·           Kelainan congenital


BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Tanda bahaya bayi baru lahir adalah suatu keadaan atau masalah pada bayi baru lahir yang dapat mengakibatkan kematian pada bayi.  Tindakan yang harus dilakukan bila ada salah satu saja tanda bahaya : Merujuk segera ke rumah sakit atau puskesmas.Masalah atau kondisi akut perlu tindakan segera dalam satu jam kelahiran (oleh tenaga di kamar bersalin) : Tidak bernafas,  Sesak nafas, Sianosis sentral ( kulit biru), Bayi berat lahir rendah (BBLR ) < 2500 gram,  Letargis, Hipotermi atau stress dingin (suhu aksila <36 .5="" c="" span="">,  Kejang.

3.2    Saran
Hendaknya kita dapat mengetahui  dan mengenali tanda – tanda bahaya pada bayi baru lahir, sehingga apabila kita menemukan salah satu tanda bahaya pada BBL kita dapat merujuk segera ke puskesmas atau ke rumah sakit.


DAFTAR PUSTAKA


Saiffudin,Abdul Bahri.2006.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta: YBP-SP
Barbara , 2004. Perawatan ibu-bayi baru lahir.jakarta:EGC.
Http://www.wordpress.com. Tanda – tanda bahaya pada bayi baru lahir
http://dyaha2440.blogspot.com/2014/03/babi-pendahuluan-1.html





SOAP SUNGSANG

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN PATOLOGIS NY.S UMUR 34 TAHUN G2P1A0 UMUR KEHAMILAN 37 MINGGU DENGAN PRESENTASI BOKONG

“Quick check” ibu tidak mengeluh sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengkak pada wajah dan ekstremitas, nyeri epigastrium, merasakan pergerakan janin berkurang, keluar darah pervaginam, keluar air-air yang dirasakan tidak seperti BAK.
a.       Subyektif
Ny. S berusia 34 tahun, kebangsaan Indonesia, beragama Islam, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan ibu rumah tangga, bersuami tn. S, usia 54 tahun, kebangsaan Indonesia, pendidikan terakhir SMA pekerjaan karyawan. Pasangan ini bertempat tinggal di Jati Mekar RT 04 RW 07 No. 27 Bekasi, nomor telepon 08176032383.
Keluhan utama, ibu mengeluh mulas-mulas sejak pukul 21.00 WIB dan mengeluarkan lendir darah dari jalan lahir. Riwayat hamil ini ibu mengatakan tidak ada penyakit sekarang seperti batuk pilek, demam, asma, jantung, ginjal, tuberkulosis, hipertensi, diabetes melitus, tidak ada riwayat operasi seperti tumor dalam kandungan (mioma, kista), tidak ada riwayat kembar dari keluarga ibu maupun bapak. HPHT : 16 - 05 – 2011. TP pada tanggal 23 - 02 – 2012. Ibu mengatakan pergerakan janin aktif, tidak ada perdarahan pervaginam.
Riwayat psikososial dan kebiasaan sehari-hari, ibu mengatakan tinggal bersama suami. Ibu mengatakan makan terakhir pukul 19.00 WIB, minum terakhir 10 menit yang lalu. BAB terakhir pukul 06.00 WIB dan BAK terakhir pukul 20.00 WIB. Pendamping persalinan adalah suami dan pengambil keputusan adalah suami.
b.      Obyektif
Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis, keadaan emosional stabil, tekanan darah 110/70 mmHg, suhu 36,60C, denyut nadi 80 x/menit, muka tidak edem, kelopak mata tidak edem, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak kuning, leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar limfe. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan ada kontraksi 3x dalam 10 menit lamanya 30 detik dengan hasil TFU 29 cm. Leopold I bagian terendah janin teraba bulat keras, melenting (Kepala). Leopold II bagian kiri ibu teraba keras, datar, ada tahanan seperti papan (punggung), bagian kanan ibu teraba bagian kecil-kecil tidak merata (ekstremitas janin). Leopold III pada fundus teraba bagian lunak tebal dan sulit digoyangkan ( Bokong). Leopold IV tangan pemeriksa divergen ( sudah masuk PAP), penurunan 3/5. DJJ positif, frekuensi 138 x/menit, teratur. TBJ = (29-11) x 155 = 2.790 gram. Ekstremitas atas tidak ada edem, telapak tangan tidak pucat, kuku tidak kebiruan dan tidak kekuningan. Ekstremitas bawah simetris, tidak ada edem pada tiga titik yaitu pretibia, osteomaleolus dan dorsalis pedis, refleks patela positif kanan dan kiri, tidak ada varises kanan dan kiri.
Pada pemeriksaan anogenital genitalia tidak ada edem, varises, tidak ada pembesaran kelenjar Bartolin dan pembesaran kelenjar Skene, anus tidak ada pembesaran vena atau hemoroid. Pukul 01.30 WIB dilakukan PD didapatkan hasil dinding vagina licin tidak ada sekat, konsistensi tipis lunak, pembukaan 6 cm, ketuban positif, presentasi kepala, penurunan kepala Hodge II, penunjuk UUK depan, pergerakan janin baik, tidak ada molase. Pemeriksaan laboratorium HB 11,4 g/dL dan USG tidak dilakukan.
c.       Analisa
       Ibu       :    G2P1A0 hamil 37 minggu inpartu kala I fase aktif
       Janin    :    Tunggal, hidup, intra uterin, presentasi bokong
d.      Penatalaksanaan
1.       Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa pembukaan sudah 6 cm, keadaan janin (DJJ) normal yaitu 138x/ menit.
2.       Memberikan dukungan fisik dan psikologis pada ibu dengan cara membantu ibu dalam memberikan makanan/minuman, mengelap keringat ibu, mengelus-elus punggung ibu untuk mengurangi rasa sakit
3.       Mengajari ibu cara mengurangi rasa sakit pada saat kenceng-kenceng dengan cara menarik nafas panjang kemudian dihembuskan perlahan lewat mulut. Ibu tidak boleh mengejan dahulu. Atau bisa mengambil posisi yang nyaman seperti miring ke kiri.
4.        Menganjurkan suami atau keluarga untuk menemani terus ibu agar ibu meras lebih tenang.
5.        Menyarankan ibu untuk makan dan minum saat his mereda guna persiapan tenaga saat persalinan nanti.
6.        Menyiapkan peralatan untuk pertolongan persalinan seperti :
a.         Pertus set : 1 gunting episiotomy, 2 klem tali pusat, 1 gunting tali pusat, benag tali pusat, 1 kateter metal, 1 pasang sarung tangan, kasa steril, betadine, oxytocin 10 IU, spuit 3 cc, penghisap lender delee.
b.         Heating set : pinset sinergis, nald fooder, gunting benang, catgut, jarum otot dan jarum kulit, 1 pasang sarung tangan, kasa steril, spuit 5cc.
c.         Tempat untuk plasenta, larutan klorin 0,5%, air DTT, tempat sampah basah dan kering, larutan detergen.
d.        Pakaian ibu dan pakaian bayi.
7.        Memberitahu ibu cara meneran yang benar yaitu menarik nafas panjang kemudian di tekan ke bawah (di daerah vagina), jangan menyimpan nafas di leher.
8.        Mengobservasi his, DJJ, nadi setiap setengah jam, suhu setiap 2 jam dan tekanan darah, pembukaan dan penurunan kepala tiap 4 jam










LEMBAR OBSERVASI
WAKTU
HIS
VT
TD
RR
N
S
DJJ
01.30







02.00

02.30

03.00

03.30

04.00

04.30

05.00

05.30

06.00

06.30
3x 10’ 35”







3x 10’ 30”

3x 10’ 30”

3x 10’ 30”

3x 10’ 30”

3x 10’ 35”

3x 10’ 35”

3x 10’ 45

4x 10’ 45

4x 10’ 45”

4x 10’ 45”
 Vulva uretra tenang,dinding vagina licin, porsio lunak,tebal pembukaan 6 cm selaput ketuban (+) bokong turun di H II 3/5 bagian presentasi bokong STLD (+), AK (-)



















Vulva uretra tenang, dinding vagina licin, porsio tidak teraba, pembukaan lengkap 10 cm selaput ketuban (-) bokong turun di H III+ presentasi bokong,
110/70

























120/80
21







21

23

21

23

23

22

21

22

23

20
80







82

80

84

80

81

80

82

82

81

80
37oC

























37oC
138







135

136

140

140

140

138

132

138

134

134

KALA II
a.       Data Subyektif
Ibu mengatakan keluar air-air, mulas semakin sering dan ada dorongan meneran seperti BAB yang tidak bisa ditahan.
b.      Data Obyektif
Keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis, keadaan emosional stabil, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 36,5 °C, his 4 x 10’ 45” kuat dan relaksasi baik, auskultasi DJJ 134 x/menit. Inspeksi tampak tanda-tanda gejala kala II yaitu adanya dorongan ingin meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva membuka. Dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan hasil vagina tidak ada kelainan, porsio tidak teraba, ketuban pecah spontan (-) pukul 08.20 WIB, pembukaan 10 cm (lengkap), presentasi kepala, penurunan Hodge III+, posisi UUK depan, tidak ada molase.
c.       Analisa
 Ibu     : G2P1A0 hamil 37 minggu partus kala II
        Janin  : Tunggal, hidup, intra uterin, presentasi bokong
d.  Penatalaksanaan
1)      Memberitahu ibu dan keluarga tentang resiko yang dapat terjadi dengan persalinan normal dengan presentasi bokong bayi akan mengalami after coming head dan asfeksia.
2)      Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan meneran
a.    Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap
b.    Meminta bantuan keluarga unutk menyiapkan posisi ibu meneran
3)      Memberi ibu minum manis disela-sela his mereda untuk menambah tenaga ibu, lanjutkan dngan mengecek DJJ
4)      Menyiapkan pertolongan kelahiran bayi dengan cara bracht
a.    Memastikan penurunan bokong serta kemungkinan adanya penyulit
b.    Meminta dan mengajarkan ibu untuk meneran dengan benar selama masih ada his
c.    Melakukan episiotomy untuk memperlebar jalan lahir, dilakukan pada saat ibu mengejan dan ada his untuk mengurangi rasa sakit pada ibu
d.   Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam secara bracht (kedua ibu jari penolong sejajar dengan panjang paha, jari-jari yang lain memegang daerah panggul)
e.    Tidak melakukan intervensi, mengikuti saja proses keluarnya janin
f.     Melonggarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada
g.    Melakukan hiperlordosis janin pada saat angulus scapula inferior tampak dibawah symphisis (dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu punggung janin) di dekatkan kearah perut ibu tanpa tarikan dan disesuaikan dengan lahirnya badan bayi
h.    Menggerakkan ke atas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan kepala, bayi lahir spontan Pukul 06.05 WIB jenis kelamin laki-laki.
i.      Meletakkan bayi di perut ibu, membungkus bayi dengan handuk hangat, membersihkan tubuh bayi
j.      Menjepit tali pusat menggunakan klem ± 3 cm dari pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan memasang klem kedua ±  2-3 cm dari klem pertama (ke arah ibu)
k.    Memegang tali pusat dengan satu tangan melindungi bayi dari gunting dan memotong tali pusat di antara 2 klem











 KALA III
a.       Subyektif
Ibu mengatakan senang akan kelahiran bayinya dan perutnya masih terasa mulas.
b.      Obyektif
Inspeksi terlihat tali pusat di depan vulva, terdapat semburan darah secara tiba-tiba, perdarahan ± 100 cc. Keadaan umum baik, kesadaran komposmentis, status emosional stabil, tekanan darah 110/70 mmHg, suhu 36,5OC, nadi 81 x/menit, pernafasan 20 x/menit. Palpasi tidak ada janin kedua, kandung kemih kosong, kontraksi baik, tinggi fundus uteri sepusat, uterus teraba keras, tali pusat memanjang, ada semburan darah.
c.       Analisa
P2A0 persalinan kala III
d.      Penatalaksanaan
1.      Memberitahu ibu tentang tindakan yang akan dilakukan bahwa akan dibantu kelahiran plasenta
2.      Memastikan tidak ada janin kedua dengan melakukan palpasi
3.      Melakukan MAK III, yaitu :
a.      Melakukan palpasi pada abdomen untuk memastikan janin tunggal. Plasenta lahir lengkap secara spontan tanggal 05 Februari 2012  Pukul 06.20 WIB. Kotiledon lengkap, selaput korion dan amnion lengkap, tali pusat sentralis, panjang ± 35 cm, tebal ± 2,5 cm, berat ± 350 gram
b.      Memberitahu ibu bahwa akan disuntik
c.       Menyuntikkan oksitoksin 10 UI di sepertiga paha luar atas bagian anterolateral.
d.      Melakukan penengangan tali pusat terkendali dengan memindahkan klem 5 – 10 cm didepan vulva. Meletakkan tangan kiri diatas simphysis, menahan bawah uterus dan tangan kanan meneganggakan tali pusat.
e.       Saat uterus berkontraksi tangan kanan menarik tali pusat dan tangan kiri melakukan tekanan kearah fundus ( dorso cranial ).
f.       Saat plasenta terlihat di introitus vagina, tangkap dengan kedua tangan kemudian dipilin serah jarum jam secara perlahan-lahan sampai plasenta lahir secara lengkap.
g.      Segara setelah plasenta lahir masase fundus sampai berkontraksi maksimal 15 detik.
h.      Memeriksa kelengkapan plasenta.
i.        Memeriksa laserasi jalan lahir.
4.      Memastikan kelengkapan plasenta dengan memeriksa kedua sisi plasenta bayi yang menempel pada ibu maupun janin
5.      Mengecek adanya laserasi dan pada jalan lahir dan perineum, ada laserasi grade II
6.      Mengobservasi keadaan umum dan jumlah perdarahan
              



















 KALA IV
a.       Data Subyektif
Ibu mengatakan merasa lelah serta senang atas kelahiran bayinya.
b.      Data Obyektif
Inspeksi, keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis, keadaan emosional stabil, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 83 x/menit, suhu 36,5 °C, pernafasan 20 x/menit. Palpasi, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari bawah pusat, kandung kemih kosong, perdarahan pervaginam ± 100 cc dan ada robekan yang mengenai mukosa vagina, kulit perineum dan otot.
c.       Analisa
P2A0 persalinan kala IV dengan ruptur perineum grade II
d.      Penatalaksanaan
1.      Memberitahu ibu bahwa plasenta sudah lahir Pukul 06.20 WIB  keadaan ibu baik. dan menjelaskan pada ibu bahwa mules-mules yang dirasakan ibu adalah hal yang normal karena proses kembalinya ukuran rahim ke bentuk semula seperti sebelum hamil
2.      Melakukan penatalaksaan kala IV,yaitu :
a.       Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan berlebihan
b.      Mengecek adanya laserasi dan hasil epsiotomi kemudian melakukan menjahit luka laserasi dan epsiotomi dengan menggunakan benang catgut chromic dijahit secara jelujur.
c.       Mengajarkan ibu cara memasase fundus dan memeriksa kontraksi uterus.
d.      mengobservasi jumlah perdarahan
e.       menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin0,5% dan direndam selam 10 menit, kemudian setelah 10 menit mencuci dan membilas peralatan setelah didekontamnasi, membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai.
f.       Membantu membersihkan dan merapikan ibu, memakaikan pembalut dan celana dalam dan mengganti pakaian kotor dengan pakaian yang bersih dan kering, pakaian kotor direndam dalam larutan detergent.
g.      Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk tempat bersalin dengan menggunakan larutan clorin 0,5%, dan membilasnya dengan air bersih.
h.      Mencelupkan sarung tangan kotor dalam larutan clorin 0,5%, membalikkan bagian dalam ke arah luar dan merendamnya selama 10 menit.
i.        Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
j.        Mengobservasi KU, Vital sign, TFU,kontraksi uterus dan kandung kemih, perdarahan tiap 15 menit pada 1 jam pertama dan tiap 30 menit pada 1 jam kedua.
3.      Memberitahu ibu tentang tanda bahaya masa nifas seperti perdarahan yang sangat banyak, kontraksi rahim lemah, pandangan berkunang-kunang, pusing yang hebat maka ibu atau keluarga segera menghubungi tenaga kesehatan yang ada. Serta mengajari ibu dan keluarga cara masase uterus yang benar.
4.      Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini secara bertahap guna mempercepat proses pemulihan pasca persalinan.
5.      Memberikan ibu nutrisi
Hasil Observasi kala IV
Jam ke
Waktu
TD
N
S
TFU
Kontraksi
KK
Perdarahan
1.
06.20
06.35
06.50
07.05
110/70
110/60
110/60
110/70
82
86
84
80
37
2 jr dbwh pst
2 jr dbwh pst
2 jr dbwh pst
2 jr dbwh pst
Baik
Baik
Baik
Baik
Kosong
Kosong
Kosong
Kosong
±10 cc
±10 cc
±10 cc
± 5 cc
2.
07.35
08.05
110/80
110/80
82
81
37
2 jr dbwh pst
2 jr dbwh pst
Baik
Baik
Kosong
Kosong
± 5 cc
± 5 cc


Keadaan bayi : Bayi lahir warna kulit merah muda, tonus otot baik, tanggal, 05 Februari 2012 Pukul: 06.05 WIB Jenis Kelamin Laki-laki, BB:  2500 gr, PB: 47 cm, LK:32 cm, LD: 30 cm, LILA: 9 cm anus ( +). Plasenta lahir spontan lengkap pukul  : 06. 20 WIB tanggal 05 Februari 2012

CARA MENGATASI DEMAM PANAS PADA ANAK

CARA MENGATASI DEMAM/PANAS ANAK  Demam pada anak bisa terjadi karena reaksi tubuh melawan penyakit dan membentuk sistem kekebalan tubuh...