BAB SATU
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Setiap
tahun jumlah kelahiran bayi di Indonesia mencapai sekitar 4,5 juta bayi. Di
kabupaten atau kota yang masih mempunyai tingkat fertilitas tinggi atau program
KB yang kurang berhasil, jumlah bayi yang lahir
setiap tahunnya akan lebih banyak dibandingkan dengan kabupaten atau
kota yang program KB-nya berhasil menurunkan tingkat fertilitas.
Kabupaten
atau kota yang masih mempunyai jumlah kelahiran yang besar akan menghadapi
konsekuensi pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar atas kelahiran bayi-bayi
ini, sampai mendapatkan pekerjaan dan
menjadi ibu yang melahirkan generasi penerus.
Pengetahuan tentang fertilitas atau kelahiran dan KB serta
indikator-indikatornya sangat berguna bagi para penentu kebijakan dan perencana
program untuk merencanakan pembangunan sosial terutama kesejahteraan ibu dan
anak (Data BPS, 2006).
Selama
ini partisipasi pria dalam KB masih relatif rendah bila dibandingkan dengan
keikutsertaan wanita. Data BKKBN sampai
dengan Juli 2005 menunjukkan partisipasi pria dalam KB secara Nasional hanya
2,7 persen. Keterbatasan pilihan metode kontrasepsi dijadikan salah satu alasan
utama mengenai rendahnya partisipasi pria dalam KB. Sampai saat ini metode
kontrasepsi pria meliputi vasektomi, kondom, dan coitus interuptus (Depkes,
2005).
Alat
kontrasepsi yang ideal untuk pria harus dapat mencegah terjadinya fertilisasi,
aman, mempunyai kinerja cepat, tanpa efek samping, dan tidak mempengaruhi
potensi seks dan libido. Para peneliti terus melakukan riset agar dapat
menemukan metode kontrasepsi ideal tersebut. Salah satu hal yang sedang
dikembangkan saat ini adalah penggunaan tanaman obat alami Indonesia sebagai
alternatif anti fertilitas pria (Depkes, 2006).
Untuk
itu agar mendapatkan cara baru yang lebih aman, murah serta resiko yang ringan
dan bersifat reversible perlu diupayakan berbagai penelitian. Hal ini dapat
ditempuh antara lain dengan memanfaatkan dan mendayagunakan sumber daya alam
nabati sebagai bahan obat serta guna menunjang program nasional bidang Keluarga
Berencana, salah satunya tanaman blustru (Luffa aegyptica Roxb.) dan kombinasi
testosteron undekanoat
1.2 TUJUAN
PENULISAN
1.
Mahasiswa dapat memahami tenntang pengertian KB metode coitus
interuptus
2.
Mahasiswa dapat memahami tentang kekurangan dan kelebihan
dari KB coitus interuptus
3.
Mahasiswa dapat memahami tentang cara kerja koitus interutus
BAB DUA
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Coitus interuptus atau senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional/alamiah, di mana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum mencapai ejakulasi, Nama lain dari coitus interuptus adalah senggama terputus atau ekspulsi pra ejakulasi atau
pancaran ekstra vaginal atau withdrawal
methods atau pull-out method. Dalam bahasa latin disebut juga interrupted intercourse.
2.2 TUJUAN
Tujuan coitus interuptus adalah mencegah sperma tidak masuk ke dalam vagina, maka tidak ada
pertemuan antara sperma dan ovum, dan kehamilan dapat dicegah. Ejakulasi di luar vagina untuk mengurangi kemungkinan air mani mencapai rahim.
2.3
EFEKTIFITAS
Metode coitus interuptus akan efektif apabila dilakukan dengan benar dan
konsisten. Angka kegagalan 4-27 kehamilan per 100 perempuan per tahun. Pasangan yang mempunyai
pengendalian diri yang besar, pengalaman dan kepercayaan dapat menggunakan
metode ini menjadi lebih efektif.
Coitus interuptus memberikan manfaat baik secara
kontrasepsi
maupun non kontrasepsi.
1.
Efektif
bila dilakukan dengan benar.
3.
Tidak
ada efek samping.
4.
Tidak
membutuhkan biaya.
5.
Tidak
memerlukan persiapan khusus.
7.
Dapat
digunakan setiap waktu.
3.
Tanggung
jawab bersama dalam ber-KB.
2.5 PENILAIAN KLIEN
Klien atau akseptor yang
menggunakan metode kontrasepsi coitus interuptus tidak memerlukan anamnesis atau pemeriksaan khusus, tetapi diberikan penjelasan atau KIE baik
lisan maupun tertulis. Kondisi yang perlu dipertimbangkan bagi pengguna kontrasepsi ini adalah:
Sesuai untuk
|
Tidak sesuai
untuk
|
1.
Suami yang tidak
mempunyai masalah dengan interupsi pra orgasmik.
|
1.
Suami
dengan ejakulasi dini.
|
2.
Pasangan yang
tidak mau metode kontrasepsilain.
|
2.
Suami yang tidak
dapat mengontrol interupsi pra orgasmik.
|
3.
Suami
dengan kelainan fisik/psikologis.
|
|
4.
Pasangan yang
memerlukan kontrasepsi segera.
|
4.
Pasangan yang
tidak dapat bekerjasama.
|
5.
Pasangan yang
memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode lain.
|
5.
Pasangan yang
tidak komunikatif.
|
6.
Pasangan yang
membutuhkan metode pendukung.
|
6.
Pasangan yang
tidak bersedia melakukansenggama terputus.
|
7.
Pasangan yang
melakukan hubungan seksualtidak teratur.
|
|
8.
Menyukai senggama yang
dapat dilakukan kapan saja/tanpa rencana.
|
1.
Sebelum
melakukan hubungan seksual, pasangan harus saling
membangun kerjasama dan pengertian terlebih
dahulu. Keduanya harus mendiskusikan dan sepakat untuk menggunakan metode senggama terputus.
2.
Sebelum
melakukan hubungan seksual, suami harus mengosongkan kandung kemih dan membersihkan ujung penis
untuk menghilangkan sperma
dari ejakulasi
sebelumnya.
3.
Apabila
merasa akan ejakulasi,
suami segera mengeluarkan penisnya dari vagina pasangannya dan
mengeluarkan sperma di luar vagina.
5.
Pastikan
suami tidak terlambat melaksanakannya.
2.7 ANGKA KEGAGALAN
(biasanya oleh karena terlambat
penis dicabut).
A. Teoritis : 15
kehamilan/HWY
B. Sebenarnya : 20 - 25 kehamilan/STW.
Sebab-sebab kegagalan
:
1. Cairan
pre-ejakulasi sudah mengandung spermatozoa.
2. Kesalahan
"timing" (penis terlambat dicabut).
3. Ejakulasi terlalu
dekat dengan vulva (introitus vaginae).
4. Coitus ulangan
yang terlalu dekat, mengandung sperma pada ejakulat kedua.
2.8 EFEK SAMPING
Secara medis tidak ada efek
samping apapun, hanya untuk beberapa pria merasa tidak puas selama puncak
orgasme karena mereka harus mengendalikan hawa nafsu nya selama koitus agar
komitmen untuk melakukan senggama terputus tetap berjalan.
BAB TIGA
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Coitus interuptus atau senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional/alamiah, di mana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum mencapai ejakulasi, Nama lain dari coitus interuptus adalah senggama terputus atau ekspulsi pra ejakulasi atau
pancaran ekstra vaginal atau withdrawal
methods atau pull-out method. Dalam bahasa latin disebut juga interrupted intercourse.
3.2 SARAN
coitus interuptus adalah mencegah sperma tidak masuk ke dalam vagina, maka tidak ada
pertemuan antara sperma dan ovum, dan kehamilan dapat dicegah. Ejakulasi di luar vagina untuk mengurangi kemungkinan air mani mencapai rahim.
DAFTAR PUSTAKA
http://metodekontrasepsi.blogspot.com/2009/02/coitus-interuptus.html
birth-control-comparison.info/withdrawal.htm diunduh 12 Maret 2010, 9:39
AM. contracept.org/withdrawal.php diunduh 11 Maret 2010, 3:06 PM.
en.wikipedia.org/wiki/Coitus_interruptus diunduh 11 Maret 2010, 3:04 PM.
Delvin, D. 2008. Coitus Interruptus (Withdrawal Methods).
americanpregnancy.org/preventingpregnancy/withdrawal.html diunduh 11 Maret
2010, 3:09 PM.
netdoctor.co.uk/sex_relationships/facts/coitusinterruptus.htm diunduh 11
Maret 2010, 3:08 PM.
plannedparenthood.org/health-topics/birth-control/withdrawal-pull-out-method
4218.htm diunduh 11 Maret 2010, 3:11 PM.
reproline.jhu.edu/english/1fp/1methods/1withdr/index.htm diunduh 12 Maret 2010,
9:47 AM.
Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 15- MK 16).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar