BAB
SATU
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Anak susah
makan merupakan permasalahan yang
sering dikeluhkan orang tua, terutama para ibu. Berbagai cara seolah tidak
berhasil dilakukan untuk mengatasi anak yang sulit makan. Bahkan tak jarang para ibu menjadi tertekan dan
stress dalam menghadapi buah hatinya.Setiap ibu selalu diliputi kekhawatiran
soal kecukupan gizi buah hatinya. Belum lagi jika anak susah makan atau
pilih-pilih makanan.
Ketika si
kecil berusia 6 bulan, saatnya mulai memberikan makanan padat pendamping ASI. Saat inilah Anda mesti lebih
cermat memperhatikan pola makannya. Mulai dari memberinya bubur susu, sari
buah, lalu bertahap ke tekstur makanan yang lebih padat seperti nasi tim, dan
seterusnya. Sayangnya proses ini tak selalu berjalan mulus, ada beberapa
penyebab yg mambuat si kecil susah makan. Biasanya ini terjadi ketika usianya
memasuki tahun pertama. Masalah tersebut biasanya berupa menolak makanan, tidak
suka sayur, hanya mau makan yang itu-itu saja (picky eater), atau
mengemut makanannya berlama-lama. Kondisi ini sudah barang tentu membuat ibu
khawatir akan kecukupan gizi si kecil, mengingat mereka masih dalam masa tumbuh
kembang.
Faktor penyebab seorang anak susah
makan dikarenakan faktor fisik dan faktor psikis. Faktor fisik meliputi
terdapatnya gangguan di organ pencernaan maupun terdapatnya infeksi dalam tubuh
anak. Sedangkan faktor psikis meliputi gangguan psikologis pada anak, seperti
kondisi rumah tangga yang bermasalah, suasana makan yang kurang menyenangkan,
tidak pernah makan bersama orangtua, maupun anak dipaksa memakan makanan yang
tidak disukai.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka
rumusan masalah dalam penulisan ini adalah
1. Penyebab anak susah makan?
2. factor penyebab anak susah makan?
3. solusi mengatasi anak yang susah
makan?
1.3 Tujuan
Agar para ibu mengetahui apa saja
penyebab anak susah makan, dan bagaimana cara mengatasi anak yang susah makan.
Agar tidak salah tindak dalam memberikan pola makan kepada anak.
BAB DUA
TINAJUAN TEORI
2.1
PENGERTIAN
Anak susah
makan merupakan permasalahan yang
sering dikeluhkan orang tua, terutama para ibu. Berbagai cara seolah tidak
berhasil dilakukan untuk mengatasi anak yang sulit makan. Bahkan tak jarang para ibu menjadi tertekan dan
stress dalam menghadapi buah hatinya.Setiap ibu selalu diliputi kekhawatiran
soal kecukupan gizi buah hatinya. Belum lagi jika anak susah makan atau
pilih-pilih makanan.
Ketika si
kecil berusia 6 bulan, saatnya mulai memberikan makanan padat pendamping ASI. Saat inilah Anda mesti lebih
cermat memperhatikan pola makannya. Mulai dari memberinya bubur susu, sari
buah, lalu bertahap ke tekstur makanan yang lebih padat seperti nasi tim, dan
seterusnya. Sayangnya proses ini tak selalu berjalan mulus, ada beberapa
penyebab yg mambuat si kecil susah makan. Biasanya ini terjadi ketika usianya
memasuki tahun pertama. Masalah tersebut biasanya berupa menolak makanan, tidak
suka sayur, hanya mau makan yang itu-itu saja (picky eater), atau
mengemut makanannya berlama-lama. Kondisi ini sudah barang tentu membuat ibu
khawatir akan kecukupan gizi si kecil, mengingat mereka masih dalam masa tumbuh
kembang.
Faktor penyebab seorang anak susah
makan dikarenakan faktor fisik dan faktor psikis. Faktor fisik meliputi
terdapatnya gangguan di organ pencernaan maupun terdapatnya infeksi dalam tubuh
anak. Sedangkan faktor psikis meliputi gangguan psikologis pada anak, seperti
kondisi rumah tangga yang bermasalah, suasana makan yang kurang menyenangkan,
tidak pernah makan bersama orangtua, maupun anak dipaksa memakan makanan yang
tidak disukai.
Dimanapun orang tua pasti repot jika mendapati anak kesayangannya susah
makan. Kejadian seperti ini mungkin banyak dialami hampir semua ibu yang
mengurus anaknya setiap hari . Ada banyak faktor yang menyebabkan anak menjadi
susah makan. Ada yang susah makan sejak mulai besar atau ada juga anak yang
memang sejak kecil sedikit agak sulit ketika diberi makan.
Perkembanganan
bayi pada usia 0 – 1 tahun lebih pesat,dari pada ketika ia sudah berusia
diatas 1 tahun – 6 tahun dan terus melambat seiring bertambahnya usia.
Dan ini juga berpengaruh pada selera makan yang juga akan menurun serta susah
makan. Pada usia balita, anak kita sedang tumbuh, dia akan belajar berjalan,
bicara, lari dan juga berinteraksi dengan lingkungannya. Pada usia ini anak
sangat banyak membutuhkan energi cukup untuk aktifitasnya tersebut.
2.2
Faktor
yang mempengaruhi anak susah makan
Sebenarnya,
apa yang menyebabkan seorang anak
susah untuk makan? Secara umum, faktor penyebab seorang anak susah makan
dikarenakan faktor fisik dan faktor psikis. Faktor fisik meliputi terdapatnya gangguan
di organ pencernaan maupun terdapatnya infeksi dalam tubuh anak. Sedangkan
faktor psikis meliputi gangguan psikologis pada anak, seperti kondisi rumah
tangga yang bermasalah, suasana makan yang kurang menyenangkan, tidak pernah
makan bersama orang tua, maupun anak dipaksa memakan makanan yang tidak
disukai.
Setelah
anak memasuki usia 2 tahun, perkembangannya yang tidak lagi sepesat sebelumnya
turut mempengaruhi kebutuhan tubuh dan nafsu makannya. Bagi orang tua yang
memiliki anak usia ini perlu bersabar dan hindarkan menaruh harapan yang
terlalu tinggi pada anak untuk makan dalam jumlah besar. Dibutuhkan kreativitas
dari orang tua agar anak jangan sampai kekurangan gizi akibat si kecil tidak
mau makan.
2.3 Cara Mengatasi anak yang susah makan
Mungkin
ada beberapa catatan penting yang terlewatkan oleh Anda saat memberi makan si
kecil.Tips berikut mungkin dapat membantu Anda;
1. Coba sajikan makanan
dalam porsi kecil.
Ingat,
lambung si kecil belum mampu menampung makanan terlalu banyak, jadi berikan ia
makanan sedikit demi sedikit.
2. Variasi makanan.
Cobalah
buat beberapa pilihan menu makanan, lalu biarkan buah hati Anda memilih makanan
yang ia sukai. Biasanya anak lebih suka dengan makanan pilihannya.
3. Sajikan dengan
menarik
Setelah
menyajikan banyak pilihan, sajikan dengan tampilan menarik. Misalnya, mencetak
nasi goreng dalam cetakan teddy bear atau bebek kecil. Contoh: Makanan Unik
4. Jadikan saat makan
menyenangkan
Hindari
mengancam, menghukum, atau menakut-nakuti anak agar ia makan lebih banyak. Ini
akan membuatnya merasa bahwa saat makan merupakan saat yang tidak menyenangkan.
Dan bukan tak mungkin menimbulkan trauma psikologis baginya.
5. Makan teratur
Jadwalkan
waktu makan dengan teratur, agar si kecil terbiasa dengan waktu makannya. Sama
halnya dengan waktu tidur, mandi dan sebagainya.
6. Beri cemilan sehat
Setelah
bisa berjalan, si kecil gemar bereksplorasi dengan lingkungannya. Apalagi
ketika memasuki usia 2 tahun, aktivitasnya semakin banyak saja. Ini mungkin
membuatnya sulit untuk duduk manis dan makan dengan tenang. Untuk
menyiasatinya, berikan ia cemilan sehat dalam porsi kecil namun beragam.
Misalnya saja bola-bola kentang isi wortel dan daging cincang, sus mini isi fla
coklat, donat tabor keju, dan sebagainya.
7. Hindarkan gaya
memaksa dan mengancam dalam membujuk anak.
Selama
waktu makan, minimalkan gangguan, misalnya matikan televisi dan jauhkan buku
atau mainan dari meja makan.
8. Libatkanlah anak
anda untuk menyiapkan makanan.
Misalnya
dengan meminta pertolongannya untuk mengambilkan buah atau sayur di swalayan
maupun membantu menyiapkan meja makan. Selain itu, anak anda memerlukan contoh
dari orang tuanya. Bila anda mengkonsumsi makanan sehat, maka anak akan
mencontoh pola makan anda sebagai orang tua.
9. Hindari memberi iming-iming
makanan penutup sebagai hadiah.
Hal
ini dapat menyiratkan bahwa makanan penutup merupakan makanan yang paling enak
dan baik untuk anak. Selain itu, dapat meningkatkan keinginan mengkonsumsi
makanan manis bagi anak. Anda dapat memberikan makanan penutup selama 2 hari
dalam seminggu, sedangkan pada pekan berikutnya tidak anda berikan. Buah,
yogurt atau makanan sehat lain dapat anda ganti sebagai makanan penutup.
10. Batasi pemberian
minuman di sela-sela waktu makan.
Minuman rendah
lemak maupun jus buah segar memang penting untuk anak, namun bila ananda
terlalu banyak minum, tidak akan ada tempat yang cukup untuk makanan maupun
kudapan sehat yang bisa masuk ke perut anak.
11. Jenis makanan yang diberikan
Penyebab Anak susah
makan juga bisa
karena jenis makanan yang kita berikan. Bisa terjadi, anak tidak suka dengan
rasanya atau aromanya mungkin. Atau kondisi makanannya, bisa karena terlalu
panas atau bahkan terlalu dingin, kita bisa sangat memperhatikan hal ini. Dan
paling sering, balita tidak suka dengan makanan yang semua campur jadi satu
dalam piring. Nasi, sayur dan buah bisa kita tempatkan dalam wadah yang
berbeda. Juga pada pilihan potongan, usahakan untuk tidak terlalu besar, ukuran
potongan yang kecil akan lebih disukai anak.
12. Kapasitas perut anak
Juga
masing-masing anak mempunyai kapasitas perut yang berbeda. Untuk balita dengan
muatan perut yang tidak terlalu besar, bisa menjadi penyebab anak susah makan.
Ini bisa kita atasi dengan pemberian makanan yang tidak terlalu banyak, tetapi dengan
nilai makanan sehat serta gizi yang mencukupi. Biasanya, balita bisa makan
beberapa kali dalam sehri, ini sangat bervariasi, bisa 3 kali sampai 6 kali
sehari.
2.4
Tips mengatasi anak yang susah makan
Lantas bagaimana orang tua harus
menyikapinya? Langkah pertama yang perlu dilakukan orang tua adalah memantau
kondisi anak. Baik dari segi kesehatannya maupun berat badan anak. Pantauan
mengenai perkembangan anak dapat dilihat dari KMS (KMS1 & KMS2) buah hati
ayah & bunda. Selain menggunakan KMS, ayah & bunda dapat menggunakan
perhitungan BMI (Body Mass Index) bagi anak yang dipengaruhi umur, berat badan,
tinggi badan, dan jenis kelamin. Langkah berikutnya lakukanlah evaluasi
mengenai cara anda memperlakukan anak anda. Jangan-jangan si buyung susah makan karena
faktor psikis.
1.
Ciptakanlah suasana makan yang menyenangkan dengan
berbagai kreasi yang dapat anda lakukan, misalnya menghidangkan makanan dengan
aneka bentuk dan wadah yang menarik.
2.
Hindarkan gaya memaksa dan mengancam dalam membujuk
anak. Selama waktu makan, minimalkan gangguan, misalnya matikan televisi dan
jauhkan buku atau mainan dari meja makan.
3.
Libatkanlah anak anda untuk menyiapkan makanan,
misalnya dengan meminta pertolongannya untuk mengambilkan buah atau sayur di
swalayan maupun membantu menyiapkan meja makan. Selain itu, anak anda
memerlukan contoh dari orang tuanya. Bila anda mengkonsumsi makanan sehat, maka
anak akan mencontoh pola makan anda sebagai orang tua.
4.
Hindari memberi iming-iming makanan penutup sebagai
hadiah. Hal ini dapat menyiratkan bahwa makanan penutup merupakan makanan yang
paling enak dan baik untuk anak. Selain itu, dapat meningkatkan keinginan
mengkonsumsi makanan manis bagi anak. Anda dapat memberikan makanan penutup
selama 2 hari dalam seminggu, sedangkan pada pekan berikutnya tidak anda
berikan. Buah, yogurt atau makanan sehat lain dapat anda ganti sebagai makanan
penutup.
5. Batasi
pemberian minuman di sela-sela waktu makan. Minuman rendah lemak maupun jus
buah segar memang penting untuk anak, namun bila anak anda terlalu banyak
minum, tidak akan ada tempat yang cukup untuk makanan maupun kudapan sehat yang
bisa masuk ke perut anak.
Yang perlu anda ketahui adalah bahwa anak-anak tidak mau makan
bila mereka tidak merasa lapar. Tidak perlu langsung cemas dengan makan mereka
yang sedikit. Mungkin saja memang sejumlah itulah yang dibutuhkan anak. Tidak
semua anak membutuhkan makanan dalam jumlah besar. Suplemen makanan dapat
diberikan pada anak untuk mencukupi vitamin dan mineral yang dibutuhkan bila
tidak tercukupi dari asupan makanannya. Sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu
pada tenaga kesehatan.
Bila penyebab anak susah makan adalah faktor fisik, rundingkanlah dengan dokter anak anda. Dokter akan memeriksa kondisi anak dan memutuskan langkah apa yang seharusnya diambil. Hal ini dikarenakan banyak penyakit dengan gejala anak susah makan. Diantaranya adalah gangguan organ pencernaan, seperti gangguan mulut (termasuk sariawan), kerongkongan, lambung, usus, maupun terdapatnya infeksi pada tubuh anak. Beragam penyakit infeksi dengan gejala anak susah makan diantaranya cacing, campak, cacar air, sampai TBC. Namun panik bukanlah sebuah solusi. Diskusikanlah dengan dokter anak.
Kebiasaan
makan si kecil tidak akan berubah secara instan. Namun dengan langkah kecil
yang anda lakukan setiap hari, dapat mendorong kebiasaan makan yang sehat untuk
seumur hidup sang buah hati. Bagaimanapun, kesabaran, perhatian, dan
kreativitas, mutlak diperlukan orang tua agar anak tumbuh sehat sesuai harapan.