Jumat, 03 April 2015

OLIGOHIDRAMNION

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kehamilan merupakan hal yang fisiologis, meskipun selama kehamilan banyak hal yang berubah dalam tubuh. Kehamilan yang menyangkut nyawa ibu dan anak harus diperhatikan, sebab kehamilan bukanlah sekedar menyimpan anak dalam jangka waktu 9 bulan kemudian siap dilahirkan. Namun kehamilan harus memperhatikan kesehatan ibu dan anak. Selama masa kehamilan banyak hal patologis juga yang dialami ibu hamil, salah satunya adalah oligihidromion.
Oligohidromion adalah satu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari 500cc. Untuk basa mengukur jumlah cairan ketuban dapat melalui beberapa metode yaitu indeks cairan ketuban. Jika cairan ketuban kurang dari 500ml pada usia kehamilan 32-36 minggu maka akan dicurigaai mengalami oligohidromion.

1.2  Tujuan Penulisan
     Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah ini :
1.      Mahasiswa mengetahui pengertian oligohidromion
2.      Mahasiswa mengetahui dan  memahami tanda dan gejala ibu yang   mengalami ologohidromion
3.      Mahasiswa mampu memberikan asuhan kepada ibu hamil dengan oligohidromion.






BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1  Definisi Oligohidramnion
Cairan ketuban adalah salah satu bagian dari sistem pendukung kehidupan bayi yang terbentuk sekitar 12 hari setelah pembuahan. Cairan ini bisa melindungi bayi dan membantu pertumbuhan dan perkembangan otot, kaki, paru-paru dan sistem pencernaan bayi, menjadi bantalan untuk melindungi janin terhadap trauma dari luar, menstabilkan perubahan suhu, pertukaran cairan, sarana yang memungkinkan janin bergerak bebas, sampai mengatur tekanan dalam rahim. Tak hanya itu air ketuban juga berfungsi melindungi janin dari infeksi.
Pada awalnya cairan ketuban berisi air yang berasal dari ibunya, tapi pada usia kehamilan 20 minggu cairan ketuban berisi urin janin. Cairan ketuban ini bisa terlalu rendah atau terlalu tinggi, jika terlalu rendah disebut dengan oligohidramnion dan jika terlalu tinggi disebut dengan polihidramnion. Cairan ketuban ini tidak boleh sedikit, tapi beberapa komplikasi bisa menyebabkan cairan ketuban ibu hamil habis yang bisa membahayakan ibu hamil dan bayinya.
Cairan amnion biasanya diproduksi oleh janin maupun ibu, dan keduanya memiliki peran tersendiri pada setiap usia kehamilan. Pada kehamilan awal, cairan amnion sebagian besar diproduksi oleh sekresi epitel selaput amnion. Dengan bertambahnya usia kehamilan, produksi cairan amnion didominasi oleh kulit janin dengan cara difusi membran. Pada kehamilan 20 minggu, saat kulit janin mulai kehilangan permeabilitas, ginjal janin mengambil alih peran tersebut dalam memproduksi cairan amnion. Pada kehamilan aterm, sekitar 500 ml per hari cairan amnion di sekresikan dari urin janin dan 200 ml berasal dari cairan trakea. Pada penelitian dengan menggunakan radioisotop, terjadi pertukaran sekitar 500 ml per jam antara plasma ibu dan cairan amnion pada kondisi terdapat gangguan pada ginjal janin, seperti agenesis ginjal, akan menyebabkan oligohidramnion.
Normal volume cairan amnion bertambah dari50 ml pada saat usia kehamilan 12 minggu sampai 400 ml pada pertengahangestasi dan 1000 – 1500 ml pada saat aterm. Pada kehamilan postterm jumlahcairan amnion hanya 100 sampai 200 ml atau kurang.
Menurut  Lehn, jumlah air ketuban yang normal pada primigravida adalah 1 liter, pada multigravida  sebanyak 1,5 liter, dan sebanyak – banyaknya yang masih dalam batas normal adalah 2 liter. Saat usia kehamilan 25-26 minggu, jumlahnya rata-rata 239 ml. Lalu meningkat jadi+ 984 ml pada usia kehamilan 33-34 minggu dan turun jadi 836 ml saat janin siap lahir.
         Jika waktu melahirkan sudah lewat hingga dua minggu atau lebih, maka tingkat cairan ketuban beresiko menjadi rendah karena cairan ketuban pada umumnya akan berkurang setelah mencapai usia kehamilan 42 minggu.
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari 500 cc (manuaba, 2007), atau juga didefinisikan dengan indeks cairan amnion 5 cm atau kurang dari 12% dari 511 kehamilan dengan usia kehamilan 41 minggu atau lebih. (Dexa Media no.3 tahun 2007).
Oligohidramnion adalah suatu kondisi yang memiliki cairan ketuban terlalu sedikit. Untuk bisa mengukur jumlah cairan melalui beberapa metode, yang paling sering adalah melalui indeks cairan ketuban (Amniotic Fluid Index/AFI). Jika volume cairan kurang dari 500 ml pada usia kehamilan 32-36 minggu, maka akan dicurigai mengalami oligohidramnion. Kondisi ini bisa terjadi selama masa kehamilan, tapi yang paling umum adalah saat trimester ketiga.   
  Fungsi air ketuban
a)      Media janin untuk tumbuh dan berkembang normal  dapat bergerak bebas
b)      Melindungi janin dari trauma
c)      Menjaga stabilitas suhu tubuh janin
d)     Berperan dalam proses pembesaran rongga ketuban dan rahim
e)      Berperan dalam proses pembukaan leher rahim pada waktu persalinan (Wallenburg HCS, 1977).
2.2  Etologi
Etiologi yang pasti belum jelas, tetapi disangka ada kaitannya dengan renal agenosis janin. Etiologi primer  lainnya mungkin oleh karena amnion kurang baik pertumbuhannya dan etiologi sekunder lainnya, misalnya pada ketuban pecah dini ( premature rupture of the membrane = PROM ).
Penyebab sekunder biasanya dikaitkan dengan :
1.       Pecahnya membran ketuban
2.       Penurunan fungsi ginjal  atau terjadinya kelinan ginjal bawaan pada janin sehingga produksi urin janin berkurang, padahal urin janin termasuk salah satu sumber terbentuknya air ketuban
3.       Kehamilan post-term sehingga terjadinya penurunan fungsi plasenta.
4.       Gangguan pertumbuhan janin
5.       Penyakit yang diderita ibu seperti Hipertensi, Dibetes mellitus, gangguan pembekuan darah, serta adanya penyakit autoimmune seperti Lupus.
Penyebab oligohidramnion tidak dapat dipahami sepenuhnya. Mayoritas wanita hamil yang mengalami tidak tau pasti apa penyebabnya. Penyebab oligohidramnion yang telah terdeteksi adalah :
1.          cacat bawaan janin dan bocornya kantung / membran cairan ketuban yang mengelilingi janin dalam rahim.
2.          Sekitar 7% bayi dari wanita yang mengalami oligohidramnion mengalami cacat bawaan, seperti gangguan ginjal dan saluran kemih karena jumlah urin yang diproduksi janin berkurang.
 Masalah kesehatan lain yang juga telah dihubungkan dengan oligohidramnion adalah:
1.    tekanan darah tinggi,
2.    diabetes,
3.    SLE,
4.    masalah pada plasenta.
 Serangkaian pengobatan yang dilakukan untuk menangani tekanan darah tinggi, yang dikenal dengan nama angiotensin-converting enxyme inhibitor (miscaptopril), dapat merusak ginjal janin dan menyebabkan oligohidramnion parah dan kematian janin. Wanita yang memiliki penyakit tekanan darah tinggi yang kronis seharusnya berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli kesehatan sebelum merencanakan kehamilan untuk memastikan bahwa tekanan darah mereka tetap terawasi baik dan pengobatan yang mereka lalui adalah aman selama kehamilan mereka.
Jika dilihat dari  segi Fetal, penyebabnya bisa karena :
1.      Kelainan Kromosom
2.      Cacat Kongenital
3.      Hambatan pertumbuhan janin dalam rahim
4.      Kehamilan postterm
5.      Premature ROM (Rupture of amniotic membranes)
Jika dilihat dari sisi Maternal, penyebabnya :
1.      Dehidrasi
2.      Insufisiensi uteroplasental
3.      Hipertensi / Preeklamsia
4.      Diabetes Mellitus
5.      Hypoxia kronis
Induksi Obat :
Seperti obat antihipertensi
Pada kehamilan lewat bulan, kekurangan air ketuban juga sering terjadi karena ukuran tubuh janin semakin besar.  Oligohydramnion dapat terjadi di masa kehamilan trimester pertama atau pertengahan usia kehamilan cenderung berakibat serius dibandingkan jika terjadi di masa kehamilan trimester terakhir.
penyebab oligohidramnion antara lain adanya gangguan proses pada plasenta, terdapat gangguan bawaan pada janin, atau ibu memang kurang cairan, artinya ibu kurang minum sehingga rahim kekurangan air ketuban. Tidak ada tanda-tanda khusus secara fisik yang menandakan ibu mengalami oligohidramnion, tanda-tanda itu hanya dapat dideteksi lewat bantuan USG.
Sebaliknya, bila kapasitas air ketuban di atas 2 liter, disebut polihidramnion. Artinya, air ketuban yang berlebihan. Secara fisik bisa diketahui, misalnya bila ibu hamil dengan usia kandungan 7 bulan, namun pembesaran perutnya terlalu cepat seperti usia kehamilan 9 bulan, maka perlu dicurigai kemungkinan polihidramnion.
Ciri lainnya, karena ketuban begitu banyak, janin jadi sulit teraba. Ini biasanya dapat diketahui oleh tenaga medis. Beberapa penyebab polihidramnion antara lain adanya kelainan bawaan pada janin, misalnya, tidak tertutupnya batok kepala sehingga jumlah cairan berlebihan.
Penyebab lainnya, dinding perut tidak tertutup atau adanya masalah pada sumbatan usus janin. Tidak usah heran, bila ibu hamil mengalami polihidramnion, maka harus dicurigai janin mengalami berbagai gangguan di atas seperti batok kepala tidak tertutup atau adanya sunnbatan pada usus.
Untuk mendeteksi hal ini, dokter akan mencari tahu kelainan yang dialami dengan mendeteksi melalui USG 4 dimensi, kemudian dilakukan tindakan pada saat bayi sudah lahir. Memang ada juga kondisi ibu yang mengalanni polihidramnion nannun tak ada masalah pada sang janin. Yang jelas, bila diketahui bumil mengalami polihidramnion, sebaiknya segera periksakan ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut, adakah kelainan yang dialami janin atau tidak.
Untuk mengetahui kadar air ketuban serta apakah terjadi sesuatu pada janin, dokter akan mendeteksi melalui USG. Kemudian, bila ada masalah, dokter segera mengatasinya. Misal, bila diketahui ada sumbatan pada usus, ketika sudah lahir bayi akan mendapat tindakan darurat berupa operasi sehingga gangguan ini dapat terselesaikan. Begitu juga bila diketahui janin mengalami kelainan pada kepala, entah itu tak memiliki tempurung kepala atau hidrosefalus, dokter akan segera menindak lanjuti.
2.3    Patofisiologi
Sindroma Potter dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan dengan gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion (cairan ketuban yang sedikit).
Fenotip Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir, dimana cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion menyebabkan bayi tidak memiliki bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dari dinding rahim menyebabkan gambaran wajah yang khas (wajah Potter). Selain itu, karena ruang di dalam rahim sempit, maka anggota gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami kontraktur dan terpaku pada posisi abnormal.
Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru (paru-paru hipoplastik), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Pada sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan, baik karena kegagalan pembentukan ginjal (agenesis ginjal bilateral) maupun karena penyakit lain pada ginjal yang menyebabkan ginjal gagal berfungsi.
Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air kemih) dan tidak adanya cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas dari sindroma Potter.
Gejala Sindroma Potter berupa :
a.       Wajah Potter (kedua mata terpisah jauh, terdapat lipatan epikantus, pangkal hidung yang lebar, telinga yang rendah dan dagu yang tertarik ke belakang).
b.      Tidak terbentuk air kemih
c.       Gawat pernafasan,
Wanita dengan kondisi berikut memiliki insiden oligohidramnion yang tinggi.
1. Anomali kongenital (misalnya : agenosis ginjal, sindrom patter).
2. Retardasi pertumbuhan intra uterin.
3. Ketuban pecah dini (24-26 minggu).
4. Sindrom paska maturitas
2.4    Tanda Dan Gejala
1.      Ibu merasakan nyeri saat janin melakukan gerakan di dalam rahim
2.      Ketika ketuban pecah maka cairan yang keluar sangat sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali serta merasa sangat sakit pada saat kontraks
3.      Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.
4.      Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.
5.      Sering berakhir dengan partus prematurus.
6.      Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas.
7.      Persalinan lebih lama dari biasanya.
8.      Sewaktu his akan sakit sekali.                                             
9.      Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
10.  Janin mudah berpindah tempat.
11.  Perlambatan tinggi fundus
2.5    Akibat Oligohidromion
1)      Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan dan pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi foetus papyreceous yaitu tubuh janin picak seperti kertas kusut karena janin mengalami tekanan dinding rahim bahkan kematian janin. Bisa juga terjadi abortus dan partus prematurus.
2)      Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan seperti clubfoot, cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi tenal dan kering (lethery appereanc).
3)      Jika terjadi pada saat menjelang persalinan, akan meningkatkan resiko terjadinya komplikasi selama kelahiran, seperti tidak efektifnya kontraksi rahim akibat tekanan di dalam rahim yang tidak seragam kesegala arah, sehingga proses persalinan akan melemah atau berhenti
2.6    Pemeriksaaan pada Oligohidromion
a.      Anamnesis
1.      Perut terasa lebih besar dan lebih berat dari biasa
2.      Sesak nafas, beberapa ibu mengalami sesak nafas berat, pada kasus ekstrim ibu hanya bisa bernafas bila berdiri tegak
3.      Nyeri ulu hati dan sianosis
4.      Nyeri perut karena tegangnya uterus
5.      Oliguria. Kasus sangat jarang terjadi. Hal ini terjadi karena urethra mengalami obstruksi akibat uterus yang membesar melebihi kehamilan normal.
b.      Inspeksi
1.      Perut terlihat sangat buncit dan tegang, kulit perut mengkilat, retak-retak kulit jelas dan kadang-kadang umbilikus mendatar
2.      Ibu terlihat sesak dan sianosis serta terlihat payah karena kehamilannya
3.      Edema pada kedua tungkai, vulva dan abdomen. Hal ini terjadi karena kompresi terhadap sebagian besar sistem pembuluh darah balik (vena) akibat uterus yang terlalu besar
c.       Palpasi
1.       Perut tegang dan nyeri tekan
2.       Fundus uteri lebih tinggi dari usia kehamilan sesungguhnya
3.       Bagian-bagian janin sukar dikenali
d.      Auskultasi
1.      Denyut jantung janin sukar didengar
2.7 Pemeriksaan Penunjang
A. Foto rontgen (bahaya radiasi)

Diagnosa banding
1.      Gemelli (kembar)
  1. Asites (pengumpulan cairan serosa dalam rongga perut)
  2. Kista ovarium
  3. Kehamilan dengan tumor

Weeks gestation
Fetus (gr)
Placenta (gr)
Amnionic fluid (ml)
Fluid (%)
16
100
100
200
50
28
1000
200
1000
45
36
2500
400
900
24
40
3300
500
800
17







2.8    Penatalaksanaan Pada Oligohidromion

1)      USG ibu (menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yang sangat abnormal)
2)      Makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang serta tingkatkan konsumsi cairan
3)      Banyak istirahat
4)      Stop merokok dan/atau jadi perokok pasif
5)      Amati frekuensi gerakan atau aktivitas janin
6)      Laporkan segera ke dokter jika terjadi tanda-tanda kelahiran prematur seperti pendarahan atau keluar cairan dari vagina.



BAB III
TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA KEHAMILAN
DENGAN OLIGOHIDRAMNION

PADA TANGGAL 19 OKTOBER 2014 PADA PUKUL 18.00 WIB
“Quick check” ibu mengatakan tidak ada keluhan seperti sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, nyeri ulu hati, bengkak pada muka dan ekstremitas,keluar darah pervaginam, nyeri abdomen yang hebat, keluar air-air yang dirasakan tidak seperti BAK, merasakan gerakan janin berkurang.
A.    Data Subjektif
Ny. D berusia 33 tahun, suku Jawa, kebangsaan Indonesia, agama Islam, dengan pendidikan terakhir SMK, pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT), menikah dengan  Tn.S berusia 33 tahun,suku Jawa,kebangsaan Indonesia,agama islam, dengan pendidikan terakhir D-III,pekerjaan Karyawan bertempat tinggal di Jln.Pondok kranggon 006/005 no 21 Jatiranggon,Jati sempurna. No HP : 0856955898064. Ibu mengatakan  datang ke RS dengan rencana SC pada tanggal 20 Oktober 2014.
Riwayat kehamilan, ibu mengatakan ini kehamilan yang ketiga,pernah melahirkan 2x, dan belum pernah keguguran. Riwayat menstruasi, Ibu  mengatakan menarche umur 13 tahun, siklus 28 hari,menstrasi teratur, lamanya 5 hari ,sifat darah encer, terdapat dismenorhoe pada hari pertama.
Riwayat persalinan dan nifas yang lalu, Anak pertama lahir pada tanggal 06 Februari 2007, usia kehamilan aterm, jenis persalinan normal,tempat bersalin BPS, penolong Bidan, penyulit tidak ada, jenis kelamin Laki-laki, BB/PB 3700 gram/50 cm,keadaan anak saat ini sehat.Anak kedua lahir pada tanggal 03 April 2008, Usia kehamilan aterm, jenis persalinan Normal, tempat bersalin BPS, penolong Bidan, penyulit lilitan tali pusat,jenis kelamin perempuan, BB/PB 3100 gram/48 cm, keadaan anak saat ini sehatibu mengatakan menyusui anak pertama selama 1 tahun dan anak kedua selama 6 bulan.
Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit sistemik yang lain sepertiAsma, Jantung, ginjal,Diebetes melitus (DM), tidak ada riwayat operasi bagian kandungan seperti SC,mioma,Kista, tidak ada riwayat keturunan kembar baik dari keluarga suami maupun keluarga ibu sendiri.
Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) tanggal 13 Januari, Tafsiran Persalinan (TP) tanggal 20 Oktober 2014,Riwayat Keluarga berencana ibu mengatakan pernah menggunakan Kb subtik 3 bulan  selama 1 tahun dan pernak menggunakan kb kondom.
Ibu mengatakan Pergerakan janin aktif dalam 12 jam terakhir lebih dari 10x. Riwayat psikososial dan kebiasaan sehari-hari, ibu mengatakan sebagai pengambil keputusan dan pendamping pada saat persalinan yaitu suami. Ibu mengatakan makan terakhir pukul 12.00 WIB, minum terakhir pukul 15.00 WIB, BAB terakhir pukul 11.00 WIB dan BAK terakhir pukul 16.00 WIB.
B.     Obyektif\
Keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis, status emosional stabil, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80 x/menit, pernafasan 18x/menit, suhu 36,3ºC, muka tidak oedem, kelopak mata tidak oedem, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak kuning.
Pada pemeriksaan abdomen didapatkan dengan hasil TFU 36 cm, Leopold I fundus uteri teraba satu bagian besar janin, agak bulat, lunak, besar dan tidak melenting (bokong), Leopold II sebelah kanan teraba bagian-bagian kecil janin (ekstermitas),sebelah kiri teraba satu bagian besar janin panjang, keras seperti papan (punggung). Leopold III teraba satu bagian besar janin bulat, keras, tidak melenting  (kepala) sudah masuk PAP, Leopold IV divergen 3/5 bagian.
DJJ positif, terdengar jelas di satu titik, tempat puki kuadran IV, frekuensi 136 x/menit teratur. TBJ (36-12) x 155 =3720 gram.
Ekstremitas atas tidak oedema, telapak tangan tidak pucat, kuku tidak pucat, tidak kebiruan, dan tidak kekuningan.  Ekstremitas bawah tidak ada varises, tidak ada oedema pada kedua kaki di tiga titik yaitu pretibia, dorsalis pedis, osteomaleolus. Refleks patela positif pada kaki kanan dan kiri.

Pemeriksaan penunjang didapatkan hasil pemeriksaan Laboratorium : Golongan darah O, protein urine: Negatif (-) ,reduksi urine : Negatif (-) , HB : 11,7 gr %, USG : JK perempuan, UK 40 minggu, Air Ketuban : Sedikit,
C.     Analisa
1.                  Ibu        :           G3 P2 A0 hamil 40 minggu dengan Oligohidramnion
2.                  Janin     :           Tunggal hidup intrauterin presentasi kepala
D.    Penatalaksanaan
1.                  Membina hubungan baik dengan ibu seperti member salam dan memperkenalkan diri.ibu bersedia menjawab salam dan menerima perkenalan diri.
2.                  Melakukan  inform consent atau persetujuan mengenai tindakan yang akan dilakukan.Ibudan suami bersedia menandatangani inform consent yang diberikan.
3.                  Menjelaskan  kepada ibu hasil pemeriksaan yaitu TD : 110/80 mmhg,Nadi : 78x/m,RR : 18 x/m, S : 36,6 C, DJJ 136 x/m, UK : 40 minggu. Ibu mengerti hasil pemeriksaan yang telah dijelaskan.
4.                  Menjelaskan kepada ibu untuk melakukan pemeriksaan USG kembali pada tanggal  20 Oktober 2014 dengan hasil jk : perempuan, UK 40 minggu,air ketuban : sedikit, cacat : -. Ibu mengerti hasil yang telah dijelaskan.
5.                  Menganjurkan kepada keluarga untuk Memberikan support mental kepada ibu menghadapi persalinan.ibu senang atas support mental yang diberikan keluarga.
6.                  Menjelaskan kepada ibu mengenai nutrisi dan cairan yaitu menganjurkan kepada ibu untuk   makan makanan yang bergizi seimbang secara teratur. Ibu mengerti dan bersedia makan makan yang dianjurkan .
7.                  Memantau kesejahteraan janin dengan pemeriksaan djj.janin dalam keadaan baik, Djj 146 x/m.
8.                   Memantau keadaan umum dan tanda –tanda vital ibu.keadaan umum ibu baik dan tanda-tanda vital dalam batas normal.
9.                  Menjelaskan kepada keluarga untuk Menyiapkan perlengkapan ibu dan bayi seperti untuk ibu (baju, gurita, pembalut, celana dalam, kain panjang), untuk bayi (kain flannel, baju, popok, sarung tangan, sarung kaki, topi). Semua perlengkapan ibu dan bayi telah disiapkan.
10.              Menjelaskan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang sesuai jadwal yang ditentukan.









BAB IV
PENUTUP


3.1  Kesimpulan
Oligohidramnion adalah suatu kondisi yang memiliki cairan ketuban terlalu sedikit. Untuk bisa mengukur jumlah cairan melalui beberapa metode, yang paling sering adalah melalui indeks cairan ketuban (Amniotic Fluid Index/AFI). Jika volume cairan kurang dari 500 ml pada usia kehamilan 32-36 minggu, maka akan dicurigai mengalami oligohidramnion. Kondisi ini bisa terjadi selama masa kehamilan, tapi yang paling umum adalah saat trimester ketiga.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CARA MENGATASI DEMAM PANAS PADA ANAK

CARA MENGATASI DEMAM/PANAS ANAK  Demam pada anak bisa terjadi karena reaksi tubuh melawan penyakit dan membentuk sistem kekebalan tubuh...