BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kehamilan merupakan hal yang
fisiologis, meskipun selama kehamilan banyak hal yang berubah dalam tubuh.
Kehamilan yang menyangkut nyawa ibu dan anak harus diperhatikan, sebab
kehamilan bukanlah sekedar menyimpan anak dalam jangka waktu 9 bulan kemudian
siap dilahirkan. Namun kehamilan harus memperhatikan kesehatan ibu dan anak.
Selama masa kehamilan banyak hal patologis juga yang dialami ibu hamil, salah satunya adalah
oligihidromion.
Oligohidromion
adalah satu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari
500cc. Untuk basa mengukur jumlah cairan ketuban dapat melalui beberapa metode
yaitu indeks cairan ketuban. Jika cairan ketuban kurang dari 500ml pada usia
kehamilan 32-36 minggu maka akan dicurigaai mengalami oligohidromion.
1.2 Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini
adalah ini :
1.
Mahasiswa mengetahui pengertian oligohidromion
2.
Mahasiswa mengetahui dan memahami tanda dan gejala ibu yang
mengalami ologohidromion
3.
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kepada ibu hamil dengan oligohidromion.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Oligohidramnion
Cairan
ketuban adalah salah satu bagian dari sistem pendukung kehidupan bayi yang
terbentuk sekitar 12 hari setelah pembuahan. Cairan ini bisa melindungi bayi
dan membantu pertumbuhan dan perkembangan otot, kaki, paru-paru dan sistem
pencernaan bayi, menjadi bantalan untuk melindungi janin terhadap trauma dari
luar, menstabilkan perubahan suhu, pertukaran cairan, sarana yang memungkinkan
janin bergerak bebas, sampai mengatur tekanan dalam rahim. Tak hanya itu air
ketuban juga berfungsi melindungi janin dari infeksi.
Pada
awalnya cairan ketuban berisi air yang berasal dari ibunya, tapi pada usia
kehamilan 20 minggu cairan ketuban berisi urin janin. Cairan ketuban ini bisa
terlalu rendah atau terlalu tinggi, jika terlalu rendah disebut dengan
oligohidramnion dan jika terlalu tinggi disebut dengan polihidramnion. Cairan
ketuban ini tidak boleh sedikit, tapi beberapa komplikasi bisa menyebabkan
cairan ketuban ibu hamil habis yang bisa membahayakan ibu hamil dan bayinya.
Cairan amnion biasanya diproduksi oleh janin maupun ibu,
dan keduanya memiliki peran tersendiri pada setiap usia kehamilan. Pada
kehamilan awal, cairan amnion sebagian besar diproduksi oleh sekresi epitel
selaput amnion. Dengan bertambahnya usia kehamilan, produksi cairan amnion
didominasi oleh kulit janin dengan cara difusi membran. Pada kehamilan 20
minggu, saat kulit janin mulai kehilangan permeabilitas, ginjal janin mengambil
alih peran tersebut dalam memproduksi cairan amnion. Pada kehamilan aterm,
sekitar 500 ml per hari cairan amnion di sekresikan dari urin janin dan 200 ml
berasal dari cairan trakea. Pada penelitian dengan menggunakan radioisotop,
terjadi pertukaran sekitar 500 ml per jam antara plasma ibu dan cairan amnion
pada kondisi terdapat gangguan pada ginjal janin, seperti agenesis ginjal, akan
menyebabkan oligohidramnion.
Normal volume cairan amnion bertambah dari50 ml pada saat
usia kehamilan 12 minggu sampai 400 ml pada pertengahangestasi dan 1000 – 1500 ml pada saat aterm. Pada
kehamilan postterm jumlahcairan amnion hanya 100 sampai 200 ml atau kurang.
Menurut Lehn, jumlah air ketuban yang normal pada
primigravida adalah 1 liter, pada multigravida sebanyak 1,5 liter, dan
sebanyak – banyaknya yang masih dalam batas normal adalah 2 liter. Saat usia kehamilan 25-26 minggu,
jumlahnya rata-rata 239 ml. Lalu meningkat jadi+ 984 ml pada usia kehamilan
33-34 minggu dan turun jadi 836 ml saat janin siap lahir.
Jika waktu melahirkan sudah lewat
hingga dua minggu atau lebih, maka tingkat cairan ketuban beresiko menjadi
rendah karena cairan ketuban pada umumnya akan berkurang setelah mencapai usia
kehamilan 42 minggu.
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban
kurang dari normal, yaitu kurang dari 500 cc (manuaba, 2007), atau juga
didefinisikan dengan indeks cairan amnion 5 cm atau kurang dari 12% dari 511
kehamilan dengan usia kehamilan 41 minggu atau lebih. (Dexa Media no.3 tahun
2007).
Oligohidramnion
adalah suatu kondisi yang memiliki cairan ketuban terlalu sedikit. Untuk bisa
mengukur jumlah cairan melalui beberapa metode, yang paling sering adalah
melalui indeks cairan ketuban (Amniotic Fluid Index/AFI). Jika volume cairan
kurang dari 500 ml pada usia kehamilan 32-36 minggu, maka akan dicurigai
mengalami oligohidramnion. Kondisi ini bisa terjadi selama masa kehamilan, tapi
yang paling umum adalah saat trimester ketiga.
Fungsi air ketuban
a) Media janin untuk tumbuh dan
berkembang normal dapat bergerak bebas
b) Melindungi janin dari trauma
c) Menjaga stabilitas suhu tubuh janin
d) Berperan dalam proses pembesaran rongga
ketuban dan rahim
e) Berperan
dalam proses pembukaan leher rahim pada waktu persalinan (Wallenburg
HCS, 1977).
2.2 Etologi
Etiologi yang pasti belum jelas, tetapi disangka ada
kaitannya dengan renal agenosis janin. Etiologi primer lainnya mungkin
oleh karena amnion kurang baik pertumbuhannya dan etiologi sekunder lainnya,
misalnya pada ketuban pecah dini ( premature rupture of the membrane = PROM
).
Penyebab sekunder biasanya dikaitkan
dengan :
1. Pecahnya membran ketuban
2. Penurunan fungsi ginjal atau
terjadinya kelinan ginjal bawaan pada janin sehingga produksi urin janin
berkurang, padahal urin janin termasuk salah satu sumber terbentuknya air
ketuban
3. Kehamilan post-term sehingga
terjadinya penurunan fungsi plasenta.
4. Gangguan pertumbuhan janin
5. Penyakit yang diderita ibu seperti
Hipertensi, Dibetes mellitus, gangguan pembekuan darah, serta adanya penyakit
autoimmune seperti Lupus.
Penyebab oligohidramnion tidak dapat dipahami sepenuhnya.
Mayoritas wanita hamil yang mengalami tidak
tau pasti apa penyebabnya. Penyebab oligohidramnion yang telah terdeteksi adalah :
1.
cacat bawaan janin dan bocornya kantung
/ membran cairan ketuban yang mengelilingi janin dalam rahim.
2.
Sekitar 7% bayi dari wanita yang
mengalami oligohidramnion mengalami cacat bawaan, seperti gangguan ginjal dan
saluran kemih karena jumlah urin yang diproduksi janin berkurang.
Masalah kesehatan lain yang juga telah dihubungkan
dengan oligohidramnion adalah:
1.
tekanan darah
tinggi,
2.
diabetes,
3.
SLE,
4.
masalah pada
plasenta.
Serangkaian
pengobatan yang dilakukan untuk menangani tekanan darah tinggi, yang dikenal
dengan nama angiotensin-converting enxyme inhibitor (miscaptopril), dapat
merusak ginjal janin dan menyebabkan oligohidramnion parah dan kematian janin.
Wanita yang memiliki penyakit tekanan darah tinggi yang kronis seharusnya
berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli kesehatan sebelum merencanakan
kehamilan untuk memastikan bahwa tekanan darah mereka tetap terawasi baik dan
pengobatan yang mereka lalui adalah aman selama kehamilan mereka.
Jika dilihat dari segi Fetal, penyebabnya bisa karena :
1.
Kelainan Kromosom
2.
Cacat Kongenital
3.
Hambatan
pertumbuhan janin dalam rahim
4.
Kehamilan
postterm
5.
Premature ROM
(Rupture of amniotic membranes)
Jika dilihat dari sisi Maternal, penyebabnya :
1.
Dehidrasi
2.
Insufisiensi
uteroplasental
3.
Hipertensi / Preeklamsia
4.
Diabetes Mellitus
5.
Hypoxia kronis
Induksi Obat :
Seperti obat antihipertensi
Pada kehamilan lewat bulan, kekurangan air ketuban juga
sering terjadi karena ukuran tubuh janin semakin besar. Oligohydramnion dapat terjadi di masa kehamilan
trimester pertama atau pertengahan usia kehamilan cenderung berakibat serius
dibandingkan jika terjadi di masa kehamilan trimester terakhir.
penyebab oligohidramnion antara lain adanya
gangguan proses pada plasenta, terdapat gangguan bawaan pada janin, atau ibu
memang kurang cairan, artinya ibu kurang minum sehingga rahim kekurangan air
ketuban. Tidak ada tanda-tanda khusus secara fisik yang menandakan ibu
mengalami oligohidramnion,
tanda-tanda itu hanya dapat dideteksi lewat bantuan USG.
Sebaliknya,
bila kapasitas air ketuban di atas 2 liter, disebut polihidramnion. Artinya,
air ketuban yang berlebihan. Secara fisik bisa diketahui, misalnya bila ibu
hamil dengan usia kandungan 7 bulan, namun pembesaran perutnya terlalu cepat
seperti usia kehamilan 9 bulan, maka perlu dicurigai kemungkinan
polihidramnion.
Ciri
lainnya, karena ketuban begitu banyak, janin jadi sulit teraba. Ini biasanya
dapat diketahui oleh tenaga medis. Beberapa penyebab polihidramnion antara lain
adanya kelainan bawaan pada janin, misalnya, tidak tertutupnya batok kepala
sehingga jumlah cairan berlebihan.
Penyebab
lainnya, dinding perut tidak tertutup atau adanya masalah pada sumbatan usus
janin. Tidak usah heran, bila ibu hamil mengalami polihidramnion, maka harus
dicurigai janin mengalami berbagai gangguan di atas seperti batok kepala tidak
tertutup atau adanya sunnbatan pada usus.
Untuk
mendeteksi hal ini, dokter akan mencari tahu kelainan yang dialami dengan
mendeteksi melalui USG 4 dimensi, kemudian dilakukan tindakan pada saat bayi
sudah lahir. Memang ada juga kondisi ibu yang mengalanni polihidramnion nannun
tak ada masalah pada sang janin. Yang jelas, bila diketahui bumil mengalami
polihidramnion, sebaiknya segera periksakan ke dokter untuk diperiksa lebih
lanjut, adakah kelainan yang dialami janin atau tidak.
Untuk
mengetahui kadar air ketuban serta apakah terjadi sesuatu pada janin, dokter
akan mendeteksi melalui USG. Kemudian, bila ada masalah, dokter segera
mengatasinya. Misal, bila diketahui ada sumbatan pada usus, ketika sudah lahir
bayi akan mendapat tindakan darurat berupa operasi sehingga gangguan ini dapat
terselesaikan. Begitu juga bila diketahui janin mengalami kelainan pada kepala,
entah itu tak memiliki tempurung kepala atau hidrosefalus, dokter akan segera
menindak lanjuti.
2.3
Patofisiologi
Sindroma
Potter dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan dengan
gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion (cairan ketuban yang
sedikit).
Fenotip
Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir, dimana
cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion menyebabkan
bayi tidak memiliki bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dari dinding rahim
menyebabkan gambaran wajah yang khas (wajah Potter). Selain itu, karena ruang
di dalam rahim sempit, maka anggota gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami
kontraktur dan terpaku pada posisi abnormal.
Oligohidramnion
juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru (paru-paru hipoplastik),
sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Pada
sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan, baik karena
kegagalan pembentukan ginjal (agenesis ginjal bilateral) maupun karena penyakit
lain pada ginjal yang menyebabkan ginjal gagal berfungsi.
Dalam
keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air kemih) dan tidak
adanya cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas dari sindroma Potter.
Gejala Sindroma Potter berupa :
a. Wajah Potter (kedua mata terpisah
jauh, terdapat lipatan epikantus, pangkal hidung yang lebar, telinga yang
rendah dan dagu yang tertarik ke belakang).
b. Tidak terbentuk air kemih
c. Gawat pernafasan,
Wanita dengan kondisi berikut
memiliki insiden oligohidramnion yang tinggi.
1. Anomali kongenital (misalnya :
agenosis ginjal, sindrom patter).
2. Retardasi pertumbuhan intra
uterin.
3. Ketuban pecah dini (24-26
minggu).
4. Sindrom paska maturitas
2.4
Tanda Dan Gejala
1. Ibu merasakan nyeri saat janin
melakukan gerakan di dalam rahim
2. Ketika ketuban pecah maka cairan
yang keluar sangat sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali serta merasa
sangat sakit pada saat kontraks
3. Uterus tampak lebih kecil dari usia
kehamilan dan tidak ada ballotemen.
4. Ibu merasa nyeri di perut pada
setiap pergerakan anak.
5. Sering berakhir dengan partus
prematurus.
6. Bunyi jantung anak sudah terdengar
mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas.
7. Persalinan lebih lama dari biasanya.
8. Sewaktu his akan sakit
sekali.
9. Bila ketuban pecah, air ketuban
sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
10. Janin mudah berpindah tempat.
11. Perlambatan tinggi fundus
2.5
Akibat Oligohidromion
1) Bila terjadi
pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan dan pertumbuhan
janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi foetus papyreceous yaitu tubuh janin picak seperti
kertas kusut karena janin mengalami tekanan dinding rahim bahkan kematian janin. Bisa juga terjadi abortus dan
partus prematurus.
2) Bila terjadi
pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan seperti clubfoot,
cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi tenal dan kering (lethery appereanc).
3) Jika terjadi pada saat menjelang
persalinan, akan meningkatkan resiko terjadinya komplikasi selama kelahiran,
seperti tidak efektifnya kontraksi rahim akibat tekanan di dalam rahim yang
tidak seragam kesegala arah, sehingga proses persalinan akan melemah atau
berhenti
2.6
Pemeriksaaan pada Oligohidromion
a. Anamnesis
1. Perut terasa lebih besar dan lebih
berat dari biasa
2.
Sesak
nafas, beberapa ibu mengalami sesak nafas berat, pada kasus ekstrim ibu hanya
bisa bernafas bila berdiri tegak
3. Nyeri ulu hati dan sianosis
4. Nyeri perut karena tegangnya uterus
5. Oliguria. Kasus sangat jarang
terjadi. Hal ini terjadi karena urethra mengalami obstruksi akibat uterus yang
membesar melebihi kehamilan normal.
b.
Inspeksi
1. Perut terlihat sangat buncit dan
tegang, kulit perut mengkilat, retak-retak kulit jelas dan kadang-kadang
umbilikus mendatar
2. Ibu terlihat sesak dan sianosis
serta terlihat payah karena kehamilannya
3. Edema pada kedua tungkai, vulva dan
abdomen. Hal ini terjadi karena kompresi terhadap sebagian besar sistem
pembuluh darah balik (vena) akibat uterus yang terlalu besar
c. Palpasi
1.
Perut tegang dan nyeri tekan
2.
Fundus uteri lebih tinggi dari usia kehamilan sesungguhnya
3.
Bagian-bagian janin sukar dikenali
d. Auskultasi
1. Denyut jantung janin sukar didengar
2.7
Pemeriksaan Penunjang
A.
Foto rontgen (bahaya radiasi)
Diagnosa
banding
1.
Gemelli
(kembar)
- Asites (pengumpulan cairan
serosa dalam rongga perut)
- Kista ovarium
- Kehamilan dengan tumor
Weeks gestation
|
Fetus (gr)
|
Placenta (gr)
|
Amnionic fluid (ml)
|
Fluid (%)
|
16
|
100
|
100
|
200
|
50
|
28
|
1000
|
200
|
1000
|
45
|
36
|
2500
|
400
|
900
|
24
|
40
|
3300
|
500
|
800
|
17
|
2.8
Penatalaksanaan Pada Oligohidromion
1) USG ibu (menunjukkan oligohidramnion
serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yang sangat abnormal)
2) Makan makanan yang sehat dan bergizi
seimbang serta tingkatkan konsumsi cairan
3) Banyak istirahat
4) Stop merokok dan/atau jadi perokok
pasif
5) Amati frekuensi gerakan atau
aktivitas janin
6) Laporkan segera ke dokter jika
terjadi tanda-tanda kelahiran prematur seperti pendarahan atau keluar cairan
dari vagina.
BAB III
TINJAUAN KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA KEHAMILAN
DENGAN OLIGOHIDRAMNION
PADA TANGGAL 19 OKTOBER
2014 PADA PUKUL 18.00 WIB
“Quick
check” ibu mengatakan tidak ada keluhan seperti sakit kepala yang hebat,
penglihatan kabur, nyeri ulu hati, bengkak pada muka dan ekstremitas,keluar
darah pervaginam, nyeri abdomen yang hebat, keluar air-air yang dirasakan tidak
seperti BAK, merasakan gerakan janin berkurang.
A.
Data Subjektif
Ny.
D berusia 33 tahun, suku Jawa, kebangsaan Indonesia, agama Islam, dengan
pendidikan terakhir SMK, pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT), menikah dengan Tn.S berusia 33 tahun,suku Jawa,kebangsaan
Indonesia,agama islam, dengan pendidikan terakhir D-III,pekerjaan Karyawan bertempat
tinggal di Jln.Pondok kranggon 006/005 no 21 Jatiranggon,Jati sempurna. No HP :
0856955898064.
Ibu mengatakan datang
ke RS dengan rencana SC pada tanggal 20 Oktober 2014.
Riwayat
kehamilan, ibu mengatakan ini kehamilan yang ketiga,pernah melahirkan 2x, dan
belum pernah keguguran. Riwayat menstruasi, Ibu
mengatakan menarche umur 13 tahun, siklus 28 hari,menstrasi teratur,
lamanya 5 hari ,sifat darah encer, terdapat dismenorhoe pada hari pertama.
Riwayat
persalinan dan nifas yang lalu, Anak pertama lahir pada tanggal 06 Februari
2007, usia kehamilan aterm, jenis persalinan normal,tempat bersalin BPS,
penolong Bidan, penyulit tidak ada, jenis kelamin Laki-laki, BB/PB 3700 gram/50
cm,keadaan anak saat ini sehat.Anak kedua lahir pada tanggal 03 April 2008,
Usia kehamilan aterm, jenis persalinan Normal, tempat bersalin BPS, penolong
Bidan, penyulit lilitan tali pusat,jenis kelamin perempuan, BB/PB 3100 gram/48
cm, keadaan anak saat ini sehatibu mengatakan menyusui anak pertama selama 1
tahun dan anak kedua selama 6 bulan.
Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit sistemik yang lain sepertiAsma,
Jantung, ginjal,Diebetes melitus
(DM),
tidak ada riwayat operasi bagian kandungan seperti SC,mioma,Kista, tidak ada riwayat keturunan kembar baik dari keluarga suami maupun keluarga
ibu sendiri.
Hari Pertama Haid Terakhir
(HPHT) tanggal 13 Januari,
Tafsiran
Persalinan (TP) tanggal
20 Oktober 2014,Riwayat Keluarga berencana ibu mengatakan pernah menggunakan Kb
subtik 3 bulan selama 1 tahun dan pernak
menggunakan kb kondom.
Ibu
mengatakan Pergerakan janin aktif dalam 12 jam terakhir lebih dari 10x. Riwayat
psikososial dan kebiasaan sehari-hari, ibu mengatakan sebagai pengambil
keputusan dan pendamping pada saat persalinan yaitu suami. Ibu mengatakan makan
terakhir pukul 12.00 WIB, minum terakhir pukul 15.00 WIB, BAB terakhir pukul 11.00 WIB dan BAK terakhir pukul 16.00 WIB.
B. Obyektif\
Keadaan umum ibu baik, kesadaran
komposmentis, status emosional stabil, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80 x/menit, pernafasan 18x/menit, suhu 36,3ºC, muka tidak oedem, kelopak mata tidak oedem, konjungtiva tidak pucat, sklera
tidak kuning.
Pada pemeriksaan abdomen didapatkan
dengan hasil TFU 36 cm, Leopold I
fundus uteri teraba satu bagian besar janin, agak bulat, lunak, besar dan tidak
melenting (bokong),
Leopold II
sebelah kanan teraba
bagian-bagian kecil janin (ekstermitas),sebelah kiri teraba
satu bagian besar janin panjang, keras seperti papan (punggung). Leopold III teraba satu bagian besar janin bulat,
keras, tidak melenting (kepala) sudah masuk PAP, Leopold IV divergen 3/5 bagian.
DJJ positif, terdengar jelas di satu
titik, tempat puki kuadran IV, frekuensi 136 x/menit teratur. TBJ (36-12) x 155 =3720 gram.
Ekstremitas atas tidak oedema, telapak tangan tidak pucat, kuku
tidak pucat, tidak kebiruan, dan
tidak kekuningan.
Ekstremitas bawah tidak ada varises, tidak ada oedema pada kedua kaki di tiga titik
yaitu pretibia, dorsalis pedis, osteomaleolus. Refleks patela positif pada kaki kanan
dan kiri.
Pemeriksaan penunjang didapatkan hasil
pemeriksaan Laboratorium : Golongan darah O, protein urine: Negatif (-)
,reduksi urine : Negatif (-) , HB : 11,7 gr %, USG : JK perempuan, UK 40
minggu, Air Ketuban : Sedikit,
C. Analisa
1.
Ibu : G3 P2 A0
hamil 40 minggu dengan Oligohidramnion
2.
Janin : Tunggal hidup intrauterin presentasi kepala
D. Penatalaksanaan
1.
Membina hubungan baik dengan ibu seperti
member salam dan memperkenalkan diri.ibu bersedia menjawab salam dan menerima
perkenalan diri.
2.
Melakukan inform consent atau persetujuan mengenai
tindakan yang akan dilakukan.Ibudan suami bersedia menandatangani inform
consent yang diberikan.
3.
Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan yaitu TD :
110/80 mmhg,Nadi : 78x/m,RR : 18 x/m, S : 36,6 C, DJJ 136 x/m, UK : 40 minggu.
Ibu mengerti hasil pemeriksaan yang telah dijelaskan.
4.
Menjelaskan kepada ibu untuk melakukan
pemeriksaan USG kembali pada tanggal 20
Oktober 2014 dengan hasil jk : perempuan, UK 40 minggu,air ketuban : sedikit,
cacat : -. Ibu mengerti hasil yang telah dijelaskan.
5.
Menganjurkan kepada keluarga untuk
Memberikan support mental kepada ibu menghadapi persalinan.ibu senang atas
support mental yang diberikan keluarga.
6.
Menjelaskan kepada ibu mengenai nutrisi
dan cairan yaitu menganjurkan kepada ibu untuk
makan makanan yang bergizi seimbang secara teratur. Ibu mengerti dan
bersedia makan makan yang dianjurkan .
7.
Memantau kesejahteraan janin dengan
pemeriksaan djj.janin dalam keadaan baik, Djj 146 x/m.
8.
Memantau keadaan umum dan tanda –tanda vital
ibu.keadaan umum ibu baik dan tanda-tanda vital dalam batas normal.
9.
Menjelaskan kepada keluarga untuk
Menyiapkan perlengkapan ibu dan bayi seperti untuk ibu (baju, gurita, pembalut,
celana dalam, kain panjang), untuk bayi (kain flannel, baju, popok, sarung
tangan, sarung kaki, topi). Semua perlengkapan ibu dan bayi telah disiapkan.
10.
Menjelaskan kepada ibu untuk melakukan
kunjungan ulang sesuai jadwal yang ditentukan.
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Oligohidramnion adalah suatu kondisi
yang memiliki cairan ketuban terlalu sedikit. Untuk bisa mengukur jumlah cairan
melalui beberapa metode, yang paling sering adalah melalui indeks cairan
ketuban (Amniotic Fluid Index/AFI). Jika volume cairan kurang dari 500 ml pada
usia kehamilan 32-36 minggu, maka akan dicurigai mengalami oligohidramnion.
Kondisi ini bisa terjadi selama masa kehamilan, tapi yang paling umum adalah
saat trimester ketiga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar