BAB
SATU
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
ASI
merupakan makanan yang pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, yang bersifat
alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Terkait itu, ada suatu hal yang perlu
disayangkan, yakni rendahnya pemahaman ibu, keluarga, dan masyarakat mengenai
pentingnya ASI bagi bayi. Akibatnya, program pemberian ASI Eksklusif tidak
berlangsung secara optimal (Prasetyono,2009,hlm 21). Sebenarnya menyusui,
khususnya yang secara eksklusif merupakan cara pemberian makan bayi yang
alamiah. Namun, sering kali ibu-ibu kurang mendapatkan informasi bahkan sering
kali mendapat informasi yang salah tentang manfaat ASI eksklusif, tentang
bagaimana cara menyusui yang benar, dan apa yang harus dilakukan bila timbul
kesukaran dalam menyusui bayinya (Roesli, 2000, hlm 2).
Para ahli
meneliti Mereka menelusuri angka kematian bayi tersebut keterkaitan dengan ASI
dan durasi dampak reaksinya. Bayi yang tidak pernah mendapat ASI beresiko meninggal
21% lebih tinggi dalam periode sesudah kelahiran dari pada bayi yang mendapat
ASI. Mempromosikan pemberian ASI berpotensi menyelamatkan 720 kematian sesudah
kelahiran. Dampak pemberian ASI dengan jarak kelahiran anak. Selain itu
memperkirakan bahwa pemberian ASI secara eksklusif mengarah pada menurunnya
angka kematian sebanyak 20% ketika kelahiran bayi berjarak paling tidak 2 tahun
(Roesli, 2008).
Pengetahuan akan mempengaruhi sikap
terhadap perilaku hidup sehat dan dalam menanggulangi masalah yang kurang mengerti
tentang manfaat pemberian ASI Eksklusif tersebut. Begitu juga dalam kehidupan
sehari-hari banyak ibu-ibu yang mempunyai sikap dan kebiasaan yang dilakukan
tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukannya baik atau tidak dalam
pemberian ASI (Notoatmodjo, 2002). Terjadinya kerawanan gizi pada bayi
disebabkan karena selain makanan yang kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI)
banyak diganti dengan susu botol dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi
kebutuhan. Hal ini pertanda adanya perubahan sosial dan budaya yang negatif
dipandang dari segi gizi
Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian
besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi
lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain
dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah
itu ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein vitamin dan mineral utama untuk
bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.
Dalam pembangunan bangsa, peningkatan
kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin yaitu sejak dini yaitu sejak
masih bayi, salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan
kualitas manusia adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI semaksimal
mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan
generasi penerus di masa depan. Akhir-akhir ini sering dibicarakan tentang
peningkatan penggunaan ASI.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang
telah dikemukakan maka rumusan masalah dalam penulisan ini adalah bagaimana
pemberian ASI secara eksklusif saai umur bayi 4 bulan dan faktor-faktor apa
yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif.
1.3 TUJUAN
1.3.1
Tujuan
Umum
Tujuan umum dari penulisan ini
adalah untuk mengetahui pemberian ASI
EKSKLUSIF dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
1.3.2
Tujuan
Khusus.
a. Mengetahui cara pemberian ASI
EKSLUSIF pada bayi.
b. Mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pemberian ASI pada bayi usia 4 bulan.
BAB DUA
TINJAUAN TEORI
2.1 PENGERTIAN
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu
emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang
sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. ASI
eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada
bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam
tahap ASI eksklusif ini.
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi
dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan
makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh
kembang yang optimal. Pada tahun 2001 World Health Organization / Organisasi
Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup
bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI
eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi.
ASI merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi
bayi baru lahir. ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi akan energi dan gizi selama
4-6 bulan pertama kehidupannya, sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang
optimal. Selain sebagai sumber energi dan zat gizi, pemberian ASI juga
merupakan media untuk menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayinya.
Hubungan ini akan menghantarkan kasih sayang dan
perlindungan ibu kepada bayinya serta memikat kemesraan bayi terhadap ibunya,
sehingga terjalin hubungan yang harmonis dan erat. Namun sering ibu-ibu tidak
berhasil menyusui bayinya atau menghentikan menyusui lebih dini. Untuk itu
dalam Bab pembahasan ini akan dibahas “Mengapa ASI Ekslusif tidak diberikan, dan
kemungkinan faktor-faktor yang mempengaruhi tidak diberikannya ASI Ekslusif.”
Penelitian dan pengamatan yang dilakukan diberbagai daerah
menunjukkan dengan jelas adanya kecenderungan meningkatkannya jumlah ibu yang
tidak menyusui bayi ini dimulai di kota terutama pada kelomopk ibu dan keluarga
yang berpenghasilan cukup, yang kemudian menjalar ke daerah pinggiran kota dan
menyebar sampai ke desa-desa. Banyak hal yang menyebabkan ASI Ekslusif tidak
diberikan khususnya bagi ibu-ibu di Indonesia, hal ini kemungkinan dipengaruhi
oleh. Antara lain:
a. Adanya perubahan struktur masyarakat
dan keluarga. Hubungan kerabat yang luas di daerah pedesaan menjadi renggang
setelah keluarga pindah ke kota. Pengaruh orang tua seperti nenek, kakek,
mertua dan orang terpandang dilingkungan keluarga secara berangsur menjadi
berkurang, karena mereka itu umumnya tetap tinggal di desa sehingga pengalaman
mereka dalam merawat makanan bayi tidak dapat diwariskan.
b. Kemudahan-kemudahan yang didapat
sebagai hasil kemajuan. Teknologi pembuatan makanan bayi seperti pembuatan
tepung makanan bayi, susu buatan bayi, mendorong ibu untuk mengganti ASI dengan
makanan olahan lain.
c. Iklan yang menyesatkan dari produksi
makanan bayi menyebabkan ibu beranggapan bahwa makanan-makanan itu lebih baik
dari ASI
d. Para ibu sering keluar rumah baik
karena bekerja maupun karena tugas-tugas sosial, maka susu sapi adalah
satu-satunya jalan keluar dalam pemberian makanan bagi bayi yang ditinggalkan
dirumah.
e. Adanya anggapan bahwa memberikan
susu botol kepada anak sebagai salah satu simbol bagi kehidupan tingkat sosial
yan lebih tinggi, terdidik dan mengikuti perkembangan zaman.
f. Ibu takut bentuk payudara rusak
apabila menyusui dan kecantikannya akan hilang.
g. Pengaruh melahirkan dirumah sakit
atau klinik bersalin. Belum semua petugas paramedis diberi pesan dan diberi
cukup informasi agar menganjurkan setiap ibu untuk menyusui bayi mereka, serta
praktek yang keliru dengan memberikan susu botol kepada bayi yang baru lahir.
Sering juga ibu tidak menyusui bayinya karena terpaksa, baik
karena faktor intern dari ibu seperti terjadinya bendungan ASI yang
mengakibatkan ibu merasa sakit sewaktu bayinya menyusu, luka-luka pada putting
susu yang sering menyebabkan rasa nyeri, kelainan pada putting susu dan adanya
penyakit tertentu seperti tuberkolose, malaria yang merupakan alasan untuk
tidak menganjurkan ibu menyusui bayinya, demikian juga ibu yang gizinya tidak
baik akan menghasilkan ASI dalam jumlah yang relatif lebih sedikit dibandingkan
ibu yang sehat dan gizinya baik.
Disamping itu juga karena faktor dari pihak bayi seperti
bayi lahir sebelum waktunya (prematur) atau bayi lahir dengan berat badan yang
sangat rendah yang mungkin masih telalu lemah abaila mengisap ASI dari payudara
ibunya, serta bayi yang dalam keadaan sakit.
Memburuknya gizi anak dapat juga terjadi akibat
ketidaktahuan ibu mengenai cara – cara pemberian ASI kepada anaknya. Berbagai
aspek kehidupan kota telah membawa pengaruh terhadap banyak para ibu untuk
tidak menyusui bayinya, padahal makanan penganti yang bergizi tinggi jauh dari
jangkauan mereka. Kurangnya pengertian dan pengertahuuan ibu tentang manfaat
ASI dan menyusui menyebabkan ibu – ibu mudah terpengaruh dan beralih kepada
susu botol (susu formula).Kesehatan/status gizi bayi/anak serta kelangsungan
hidupnya akan lebih baik pada ibu- ibu yang berpendidikan rendah. Hal ini
karena seorang ibu yang berpendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan yang
luas serta kemampuan untuk menerima informasi lebih tinggi.
2.2 BAGAIMANA MENCAPAI ASI EKSKLUSIF
WHO
dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk memulai dan mencapai
ASI eksklusif yaitu dengan menyusui dalam satu jam setelah kelahiran Menyusui
secara ekslusif: hanya ASI. Artinya, tidak ditambah makanan atau minuman lain,
bahkan air putih sekalipun. Menyusui kapanpun bayi meminta (on-demand),
sesering yang bayi mau, siang dan malam. Tidak menggunakan botol susu maupun
empeng.
Mengeluarkan
ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak bersama anak serta
mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang.
2.3 KESALAHPAHAMAN MENGENAI ASI
EKSKLUSIF
Setelah
ASI ekslusif enam bulan tersebut, bukan berarti pemberian ASI dihentikan.
Seiiring dengan pengenalan makanan kepada bayi, pemberian ASI tetap dilakukan,
sebaiknya menyusui dua tahun menurut rekomendasi WHO
2.4 KEBAIKAN ASI DAN MENYUSUI.
ASI sebagai makanan bayi mempunyai
kebaikan/sifat sebagai berikut:
1.
ASI merupakan makanan alamiah yang
baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat
gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.
2.
ASI mengadung laktosa yang lebih
tinggi dibandingkan dengan susu buatan. Didalam usus laktosa akan dipermentasi
menjadi asam laktat. yang bermanfaat untuk:
a.
Menghambat pertumbuhan bakteri yang
bersifat patogen.
b.
Merangsang pertumbuhan
mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam organik dan mensintesa beberapa
jenis vitamin.
c.
Memudahkan terjadinya pengendapan
calsium-cassienat.
d.
Memudahkan penyerahan herbagai jenis
mineral, seperti calsium, magnesium.
e.
ASI mengandung zat pelindung
(antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti:
Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus,
Bifidus, Lactoferrin.
f.
ASI tidak mengandung
beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi.
g.
Proses pemberian ASI dapat menjalin
hubungan psikologis antara ibu dan bayi.
Selain
memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi juga dapat memberikan
keuntungan bagi ibu, yaitu:
a.
Suatu rasa kebanggaan dari ibu,
bahwa ia dapat memberikan “kehidupan” kepada bayinya.
b.
Hubungan yang lebih erat karena
secara alamiah terjadi kontak kulit yang erat, bagi perkembangan psikis dan
emosional antara ibu dan anak.
c.
Dengan menyusui bagi rahim ibu akan
berkontraksi yang dapat menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil
d.
Mempercepat berhentinya pendarahan
post partum.
e.
Dengan menyusui maka kesuburan ibu
menjadi berkurang untuk beberpa bulan (menjarangkan kehamilan)
f.
Mengurangi kemungkinan kanker
payudara pada masa yang akan datang.
g.
Menambah panjang kembalinya
kesuburan pasca melahirkan, sehingga
h.
Memberi jarak antar anak yang lebih
panjang alias menunda kehamilan berikutnya
i.
Karena kembalinya menstruasi
tertunda, ibu menyusui tidak membutuhkan zat besisebanyak ketika mengalami
menstruasi
j.
Ibu lebih cepat langsing. Penelitian
membuktikan bahwa ibu menyusui enam bulan lebih langsing setengah kg dibanding
ibu yang menyusui empat bulan.
2.5 MANFAAT ASI
Untuk Bayi
Pemberian
ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama pada bayi umur
kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua zat
gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan
pertama kehidupannya.Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan
utama bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi. Guna memenuhi
semua kebutuhan bayi, perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
Setelah
umur 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari kebutuhan bayi, akan
tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan karena masih memberikan manfaat. ASI
disesuaikan secara unik bagi bayi manusia, seperti halnya susu sapi adalah yang
terbaik untuk sapi.
Untuk Ibu
1.
Hisapan bayi membantu rahim menciut,
mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke masa pra-kehamilan dan mengurangi
risiko perdarahan
2.
Lemak di sekitar panggul dan paha
yang ditimbun pada masa kehamilan pindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat
langsing kembali
3.
Penelitian menunjukkan bahwa ibu
yang menyusui memiliki resiko lebih rendah terhadap kanker rahim dan kanker
payudara.
4.
ASI lebih hemat waktu karena tidak
usah menyiapkan dan mensterilkan botol susu, dot, dsb
5.
ASI lebih praktis karena ibu bisa
jalan-jalan ke luar rumah tanpa harus membawa banyak perlengkapan seperti
botol, kaleng susu formula, air panas, dsb
6.
ASI lebih murah, karena tidak usah
selalu membeli susu kaleng dan perlengkapannya
7.
ASI selalu bebas kuman, sementara
campuran susu formula belum tentu steril. Penelitian medis juga menunjukkan
bahwa wanita yang menyusui bayinya mendapat manfaat fisik dan manfaat emosional
8.
ASI tak bakalan basi. ASI selalu
diproduksi oleh pabriknya di wilayah payudara. Bila gudang ASI telah kosong.
ASI yang tidak dikeluarkan akan diserap kembali oleh tubuh ibu. Jadi, ASI dalam
payudara tak pernah basi dan ibu tak perlu memerah dan membuang ASI-nya sebelum
menyusui.
Untuk Keluarga
1.
Tidak perlu uang untuk membeli susu
formula, botol susu kayu bakar atau minyak untuk merebus air, susu atau
peralatan.
2.
Bayi sehat berarti keluarga
mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam perawatan kesehatan dan
berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit.
3.
Penjarangan kelahiran karena efek
kontrasepsi LAM dari ASI eksklusif.
4.
Menghemat waktu keluarga bila bayi
lebih sehat.
5.
Memberikan ASI pada bayi (meneteki)
berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab ASI selalu siap tersedia.
6.
Lebih praktis saat akan bepergian,
tidak perlu membawa botol, susu, air panas, dll.
2.6 Faktor-faktor yang memperoleh Produksi ASI
Adapun hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI antara lain
adalah:
a.
Makanan Ibu
Makanan
yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui tidak secara langsung
mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan. Dalam tubuh terdapat
cadangan berbagai zat gizi yang dapat digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan.
Akan tetapi jika makanan ibu terus menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang
diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah
dada ibu tidak akan dapat bekerja dengan sempurna, dan akhirnya akan
berpengaruh terhadap produksi ASI.
Unsur
gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat dalam 2 piring
nasi ditambah 1 butir telur. Jadi diperlukan kalori yang setara dengan jumlah
kalori yang diberikan 1 piring nasi untuk membuat 1 liter ASI. Agar Ibu
menghasilkan 1 liter ASI diperlukan makanan tamabahan disamping untuk keperluan
dirinya sendiri, yaitu setara dengan 3 piring nasi dan 1 butir telur.
Apabila
ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat tambahan makanan, maka akan
terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih jikapada masa kehamilan ibu
juga mengalami kekurangan gizi. Karena itu tambahan makanan bagi seorang ibu
yang sedang menyusui anaknya mutlak diperlukan. Dan walaupun tidak jelas
pengaruh jumlah air minum dalam jumlah yang cukup. Dianjurkan disamping bahan
makanan sumber protein seperti ikan, telur dan kacang-kacangan, bahan makanan
sumber vitamin juga diperlukan untuk menjamin kadar berbagai vitamin dalam ASI.
b.
Ketentraman Jiwa dan Pikiran
Pembuahan
air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang selalu dalam
keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan dan berbagai bentuk
ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya.
Pada
ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan dalam menyusui bayinya, reflek
tersebut adalah:
1.
Reflek Prolaktin
Reflek ini secara hormonal untuk
memproduksi ASI. Waktu bayi menghisap payudara ibu, terjadi rangsangan
neorohormonal pada putting susu dan aerola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke
hypophyse melalui nervus vagus, terus kelobus anterior. Dari lobus ini akan
mengeluarkan hormon prolaktin, masuk ke peredaran darah dan sampai pada
kelenjar –kelenjar pembuat ASI. Kelenjar ini akan terangsang untuk menghasilkan
ASI.
2.
Let-down Refleks (Refleks Milk
Ejection)
Refleks ini membuat memancarkan ASI
keluar. Bila bayi didekatkan pada payudara ibu, maka bayi akan memutar
kepalanya kearah payudara ibu. Refleks memutarnya kepala bayi ke payudara ibu
disebut :”rooting reflex (reflex menoleh). Bayi secara otomatis menghisap
putting susu ibu dengan bantuan lidahnya. Let-down reflex mudah sekali
terganggu, misalnya pada ibu yang mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa dan
gangguan pikiran. Gangguan terhadap let down reflex mengakibatkan ASI tidak keluar.
Bayi tidak cukup mendapat ASI dan akan menangis.
Tangisan bayi ini justru membuat ibu
lebih gelisah dan semakin mengganggu let down reflex.
2.7 KETERAMPILAN MENYUSUI
Banyak permasalahan dalam menyusui seperti (nyeri pada
puting susu, susu yang jumlahnya sedikit, atau ibu tidak nyaman dalam menyusui)
bisa dipecahkan dengan meningkatkan teknik dasar dalam menyusui, khususnya
dalam memposisikan ibu dan bayi dengan benar.
Posisi Ibu :
1. Duduklah dengan nyaman dan carilah
posisi yang paling nyaman ketika duduk diatas kursi, atau kursi goyang, kursi
berlengan atau bahkan duduk diatas kasur dengan bersandar pada dinding atau
sandaran kasur.
2. Letakkan bantal dibelakang punggung,
dan dibawah lengan yang akan memberikan tumpuan ketika ibu menggendong bayi.
3. Gunakan tumpuan kaki atau pijakan
bila ibu duduk, khususnya bila menggunakan kursi yang cukup tinggi.
4. Bisa juga ibu bersandar pada
sandaran kasur dengan posisi menghadap bayi dengan menggunakan bantal sebagai
penyangga kepala, leher, punggung dan kaki bagian atas.
Posisi bayi :
1. Disarankan untuk memulai persiapan
pemberian ASI dengan mengenakan pakaian yang sederhana pada bayi atau bahkan
tidak mengenakan pakaian, untuk meningkatkan kontak dengan ibu.
2. Baringkan bayi dalam dekapan ibu,
dengan posisi menghadap payudara. Posisi leher pada lipatan lengan, badan
terbaring disepanjang lengan dan pantat dipegang oleh tangan.
3. Setelah itu putarlah tubuh bayi
sedemikian rupa sehingga posisi bayi berhadapan dengan badan ibu.
4. Posisi tubuh bayi harus dalam kedaan
tegak lurus menghadap tubuh ibu, jangan memutar leher bayi untuk mencapai
putting susu ibu.
5. Jika posisi bayi kurang tinggi,
gunakan bantal untuk menyangga lengan.
6. Posisikan lengan bayi dengan baik,
lengan bawah diposisikan di bawah payudara dan lengan yang atas bila mengganggu
bisa ditahan dengan menggunakan ibu jari lengan yang menggendong.
Posisi payudara :
1. Hal yang pertama perlu dilakukan
dalam persiapan payudara menjelang menyusui. Secara manual pijatlah payudara
untuk mendapatkan beberapa tetes ASI pada puting ibu, hal ini akan melembabkan
payudara ibu.
2. Tahanlah payudara, beban payudara
ditahan dengan telapak tangan dan jari-jemari di bawahnya dan ibu jari di
atasnya.
3. Jauhkan jari dari daerah areola,
sehingga menjauhi daerah tempat bayi menghisap susu, hal ini bertujuan untuk
menghindari kontaminasi.
2.8 TANDA CUKUP ASI
Banyak ibu yang kurang memperhatikan apakah bayinya sudah
cukup mendapatkan ASI, atau bahkan banyak juga ibu yang bingung dengan berapa
banyak atau berapa sering pemberian ASI yang baik itu.
Oleh karena itu, berbagai tanda
dibawah ini dapat dijadikan pedoman untuk mengevaluasi kecukupan pemberian ASI,
yaitu :
1. Bayi menunjukan keinginan dan gairah
yang kuat untuk bangun secara teratur untuk menyusui.
2. Irama hisapan yang ritmis dan
teratur, bagian depan telinga bayi akan terlihat sedikit bergerak dan ibu bisa
mendengar bayinya menghisap dan menelan ASI yang diberikan.
3. Berikan ASI selama rata-rata 15-20
menit pada masng-masing payudara setiap menyusui.
4. Berikan ASI setidaknya setiap 1-3
jam selama dua bulan pertama. Disarankan juga untuk membangunkan bayi setiap
2-3 jam untuk memberikan ASI selama beberapa minggu awal. Setelah lebih dari
dua bulan bayi akan mampu menghabiskan ASI lebih cepat, maka pemberian ASI
dilakukan lebih jarang hingga setiap 3-5 jam dan durasi menyusui menjadi lebih
singkat.
5. Bayi ngompol hingga 6-8 kali
menandakan masukan cairan yang cukup.
6. Bayi tubuh dengan kecepatan
pertumbuhan yang normal, mengalami peningkatan berat, tinggi badan, dan ukuran
lingkar kepala.
7. Memiliki tonus otot yang baik, kulit
yang sehat dan warna kulit yang sehat pula
BAB TIGA
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Air Susu Ibu merupakan makanan yang
terbaik bagi bayi yang harus diberikan pada bayi sampai bayi berusia 4 bulan
tanpa makanan pendamping.
2. Adanya kecenderungan semakin tinggi
tingkat pendidikan semakin besar persentase ASI secara Eksklusif.
3. Masih rendahnya tingkat pengetahuan
ibu-ibu tentang pemberian ASI.
3.2 SARAN
1. Perlu peningkatan penyuluhan
kesehatan secara umum khususnya tentang ASI dan menyusui kepada masyarakat,
khususnya kepada ibu hamil tentang gizi dan perawatan payudara selama masa
kehamilan, sehingga produksi ASI cukup.
2. Perlu ditingkatkan peranan tenaga
kesehatan baik di rumah sakit, klinik bersalin, Posyandu di dalam memberikan
penyuluhan atau petunjuk kepada ibu hamil, ibu baru melahirkan dan ibu menyusui
tentang ASI dan menyusui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar