PAP SMEAR
Pendahuluan
Pemeriksaan
Pap Smear test merupakan suatu test yang aman dan murah dan telah dipakai
bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan- kelainan yang terjadi pada
sel-sel leher rahim. Terjadinya kanker serviks ditandai dengan adanya
pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang abnormal, tetapi sebelum sel-sel
tersebut menjadi sel-sel kanker. Pengobatan yang tepat akan segera dapat
menghentikan sel-sel yang abnormal sebelum berubah menjadi sel kanker. Sel-sel
abnormal tersebut dapat dideteksi dengan “Pap Smear test” sehingga semakin dini
sel-sel abnormal terdeteksi. Semakin rendah risiko seseorang menderita kanker
leher rahim.
Oleh karena
itu Bidan sangat berperan penting dalam hal ini yaitu dengan memberikan
Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) pada wanita usia subur dengan menganjurkan
melakukan pemeriksaan Pap Smear secara teratur, makan-makanan yang bergizi
seimbang, istirahat cukup, menjaga kebersihan terutama daerah genetalia,
menghindari hal-hal yang dapat meningkatkan risiko timbulnya kanker leher
rahim.
Pap Smear
sudah dapat menemukan kanker leher rahim, walaupun masih ada tingkat pra kanker
(stadium dini), sehingga bisa memberikan harapan kesembuhan 100%. Sebaliknya
pada penderita yang datang terlambat, harapan hidupnya sulit diramalkan.
Pemeriksaan
Pap Smear untuk pertama kali harus dilakukan segera setelah wanita tersebut
mulai melakukan hubungan seksual dan harus diulangi setelah 1 tahun, karena
sel-sel abnormal dapat terluput dari sekali pemeriksaan. Jika tidak didapati
kelainan pada salah satu hasil pemeriksaan Pap Smear, pemeriksaan dapat
dilakukan secara teratur dengan interval 2 tahun.
Pap Test
(Pap Smear) adalah pemeriksaan sitologik epitel porsio dan endoservik uteri untuk
penentuan adanya perubahan praganas maupun ganas di porsio atau servik uteri.
Sedangkan
menurut Hariyono Winarto dalam seminarnya pada tanggal 05-10-2008 tentang Pap
Smear Sebagai Upaya Menghindari Kanker Leher Rahim Bagi Wanita Usia Reproduksi,
pengertian Pap Test (Pap Smear) adalah suatu pemeriksaan dengan cara mengusap
leher rahim ( scrapping ) untuk mendapatkan sel-sel leher rahim kemudian
diperiksa sel-selnya, agar dapat ditahui terjadinya perubahan atau tidak.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pap Smear adalah pemeriksaan usapan pada leher rahim untuk mengetahui adanya perubahan sel-sel yang abnormal yang diperiksa dibawah mikroskop.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pap Smear adalah pemeriksaan usapan pada leher rahim untuk mengetahui adanya perubahan sel-sel yang abnormal yang diperiksa dibawah mikroskop.
Tujuan Pap
Smear
1.
Menemukan sel abnormal atau sel yang
dapat berkembang menjadi kanker termasuk infeksi HPV .
2.
Untuk mendeteksi adanya pra-kanker,
ini sangat penting ditemukan sebelum seseorang menderita kanker.
3.
Mendeteksi kelainan – kelainan yang
terjadi pada sel-sel leher rahim.
4.
Mendeteksi adanya kelainan praganas
atau keganasan servik uteri.
Sasaran Pap
Smear
Ahli-ahli di
Marie Stopes International menganjurkan agar kita melakukan Pap Smear setiap
tahun baik wanita yang sudah menikah atau wanita yang sudah pernah melakukan
hubungan seksual.
American
Cancer Society petulisannya :” Cancer Related Health
Check Up “ menganjurkan sebagai berikut :
1.
Pap test setahun sekali bagi wanita
antara umur 40-60 tahun dan juga bagi wanita di bawah 20 tahun yang seksual
aktif.
2.
Sesudah 2x pap test (-) dengan
interval 3 tahun dengan catatan bahwa wanita resiko tinggi harus lebih sering
menjalankan pap test (Tim PKTP, RSUD Dr. Soetomo / FK UNAIR, 2000)
The British
Medical Association Family Health Encyclopedia menganjurkan bahwa seseorang
wanita harus melakukan Pap Smear dalam 6 bulan setelah pertama kali melakukan
Pap Smear dalam 6 bulan setelah pertama kali melakukan hubungan seksual, dengan
Pap Smear kedua 6-12 bulan setelah Pap Smear pertama dan hasil diberikan adalah
normal pada selang waktu 3 tahunan selama masa hidupnya.
Syarat Pengambilan Pap Smear
Beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan Pap Smear adalah sebagai
berikut :
1.
Waktu pengambilan minimal 2 minggu
setelah menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi berikutnya.
2.
Berikan informasi sejujurnya kepada
petugas kesehatan tentang riwayat kesehatan dan penyakit yang pernah diderita
3.
Hubungan intim tidak boleh dilakukan
dalam 24 jam sebelum pengambilan bahan pemeriksaan.
4.
Pembilasan vagina dengan macam-macam
cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24 jam sebelumnya.
5.
Hindari pemakaian obat-obatan yang
dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum pemeriksaan.
6.
Bila anda sedang minum obat
tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan, karena ada beberapa jenis obat
yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel.
Klasifikasi
Pap Smear
Klasifikasi
menurut Ramli, dkk: 2000, negative: tidak ditemukan sel ganas.
Sedangkan klasifikasi menurut Papanicolau adalah sebagai berikut :
Sedangkan klasifikasi menurut Papanicolau adalah sebagai berikut :
1.
Kelas I : Hanya ditemukan sel-sel
normal.
2.
Kelas II : Ditemukan beberapa sel
atipik, akan tetapi tidak ada bukti keganasan.
3.
Kelas III : Gambaran sitologi
mengesankan ,tetapi tidak konklusif keganasan.
4.
Kelas IV : Gambaran sitologi yang mencurigakan
keganasan.
5.
Kelas V : Gambaran sitologi yang
menunjukkan keganasan.
Interpretasi hasil pap test menurut Papanicolaou:
1) Kelas I : Identik dengan normal smear pemeriksaan ulang 1 tahun lagi.
2) Kelas II : Menunjukkan adanya infeksi ringan non spesifik, kadang disertai:
- Kuman atau virus tertentu.
- Sel dengan kariotik ringan.
Pemeriksaan
ulang 1 tahun lagi, pengobatan yang sesuai dengan kausalnya
Bila ada erosi atau radang bernanah, pemeriksaan ulang 1 bulan setelah pengobatan.
Bila ada erosi atau radang bernanah, pemeriksaan ulang 1 bulan setelah pengobatan.
3) Kelas III
: Ditemukannya sel diaknostik sedang dengan keradangan berat. Periksa ulang 1
bulan sesudah pengobatan
4) Kelas IV :
Ditemukannya sel-sel yang mencurigakan ganas dalam hal demikian daapat ditempuh
3 jalan, yaitu:
- Dilakukan biopsi.
- Dilakukan pap test ulang segera, dengan skreping
lebih dalam diambil 3 sediaan
- Rujuk untuk biopsi konfirmasi.
5) Kelas V :
Ditemukannya sel-sel ganas. Dalam hal ini seperti ditempuh 3 jalan seperti pada
hasil kelas IV untuk konfirmasi
Alat-alat yang diperlukan untuk pengambilan pap test yaitu :
1) Formulir konsultasi sitologi.
2) Spatula ayre yang dimodifikasi dan cytobrush.
3) Kaca benda yang pada satu sisinya telah diberikan tanda/label.
4) Spekulum cocor bebek (gravels) kering.
5) Tabung berisikan larutan fiksasi alcohol 95 %. (Arif Mansjoer, 2000).
Cara pengambilan sediaan :
1) Sebelum
memulai prosedur, pastikan bahwa label wadah specimen diisi, pastikan bahwa
preparat diberi label yang menulis tanggal dan nama serta nomor identitas
wanita.
2) Gunakan
sarung tangan.
3) Insersi
spekulum dengan ukuran tepat, visualisasi serviks, fiksasi speculum untuk
memperoleh pajanan yang diperoleh. Pastikan secara cermat membuang setiap
materi yang menghalangi visualisasi serviks/ mengganggu studi sitologi.
4) Salah
satu dari 4 metode pengumpulan spesimen berikut untuk apusan pap dapat
digunakan :
- Tempatkan bagian panjang ujung spatula kayu yang
ujungnya sedikit runcing/ pengerik plastic mengenai dan masuk ke dalam
mulut eksterna serviks dan tekan. Ambil spesimen kanalis servikalis dengan
memutar spatula satu lingkaran penuh
- Ujung kapas aplikator berujung kapas dilembabkan
dengan normal saline, insersi aplikator tersebut ke dalam saluran serviks
2 cm dan putar 3600.
- Insersi alat gosok sepanjang 1-2 cm ke dalam saluran
serviks dan putar 900-1800.
- Gunakan kombinasi metode untuk metode memasukkan
spatula.
- Sebarkan sel-sel pada preparat yang sudah diberi
label. Apabila sel-sel dikumpulkan pada spatula kayu, tempatkan satu sisi
diatas dekat label diatas setengah bagian atas preparat dan usap 1 kali
sampai ke ujung preparat. Kemudian balikkan spatula dan tempatkan sisi
datar lain dekat label pada setengah bagian bawah preparat dan usap satu
kali sampai ujung preparat.
- Segera semprot preparat dengan bahan fiksasi/
masukkan bahan tersebut didalam tabung berisi larutan fiksasi.(Helen
Varney, 2007).
- Bila fasilitas pewarnaan jauh dari tempat praktek
sederhana, dapat dimasukkan dalam amplop/pembungkus yang dapat menjamin
kaca sediaan tidak pecah. Dengan pengambilan sediaan yang baik, fiksasi
dan pewarnaan sediaan baik serta pengamatan mikroskopik yang cermat,
merupakan langkah yang memadai dalam menegakkan diagnosis. (Ramli,dkk,
2000).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar